Senin 21 Jun 2021 13:48 WIB

AS Siapkan Sanksi Baru untuk Rusia atas Kasus Navalny

Kritikus Kremlin, Alexei Navalny dipenjara di Moskow usai berobat ke Jerman

Rep: Lintar Satria / Red: Nur Aini
Alexei Navalny. Amerika Serikat (AS) mempersiapkan sanksi baru untuk Rusia atas serangan racun ke Alexei Navalny.
Foto: AP/Dmitri Lovetsky
Alexei Navalny. Amerika Serikat (AS) mempersiapkan sanksi baru untuk Rusia atas serangan racun ke Alexei Navalny.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) mempersiapkan sanksi baru untuk Rusia atas serangan racun ke Alexei Navalny. Kritikus Kremlin itu dipenjara saat mendarat di Moskow untuk pulang usai menjalani pengobatan di Jerman bulan Januari lalu.

"Kami memiliki sanksi untuk Rusia atas serangan racun ke Alexei Navalny, kami mengandalkan sekutu-sekutu Eropa dalam upaya bersama menuntut pertanggungjawaban Rusia atas penggunaan racun saraf terhadap warga negara mereka di wilayah Rusia," kata penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Jake Sullivan pada CNN seperti dikutip Alarabiya, Senin (21/6).

Baca Juga

Bulan Maret lalu, AS telah memberlakukan sanksi pada direktur badan keamanan Rusia, FSB setelah menemukan keterlibatannya dalam upaya meracuni Navalny.

"Kami mempersiapkan paket sanksi baru untuk diberlakukan pada kasus ini, selama ini kami telah menunjukkan kami tidak akan menarik pukulan kami," tambah Sullivan dalam program 'State of the Union'.

Pernyataan itu disampaikan usai pertemuan pertama Joe Biden dengan Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai presiden AS. Kedua kepala negara itu mencoba mendinginkan ketegangan saat hubungan AS dan Rusia sedang memanas.

Sejak Biden berkuasa hubungan Washington-Moskow memburuk. Terutama usai Biden mengatakan ia percaya Putin seorang 'pembunuh'. Pada bulan Maret lalu Rusia menarik duta besarnya Anatoly Antonov. Amerika Serikat juga menarik duta besar John Sullivan ke Washington.

Putin membantah kritikan mengenai perlakuannya terhadap lawan-lawan politiknya. Meski selama ia berkuasa banyak kritikusnya tewas di bunuh dan banyak media yang diberangus. Ia mengatakan AS memiliki masalah yang lebih besar.

Satu hari usai pertemuan Biden-Putin di Jenewa, Swiss pada Kamis (17/6) kemarin. Kremlin memastikan dialog dengan Washington di masa depan.

"Kami siap melanjutkan dialog dengan tingkat yang sama dengan pihak Amerika," kata Putin dalam pidatonya yang disiarkan televisi.

Pemimpin Rusia itu mengatakan pertemuannya dengan Biden 'cukup bersahabat'. Menurutnya ia dan Biden 'dapat memahami masalah kunci masing-masing'.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement