Jelang Idul Adha, Disnak Jatim Waspadai Sebaran Antraks
Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fernan Rahadi
Petugas menunjukkan foto infeksi kulit yang menyerang warga setelah kematian 26 ekor sapi akibat bakteri antraks di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pagerwojo, Tulungagung, Jawa Timur, Selasa (8/6/2021). Sedikitnya enam warga di desa ini mengalami gejala kulit melepuh berbentuk cincin disertai warna gosong di tengah yang diindikasi sebagai penyakit antraks, diduga tertular ternak mereka yang lebih dulu terpapar. | Foto: ANTARA/Destyan Sujarwoko
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dinas Peternakan (Disnak) Jawa Timur mewaspadai sebaran penyakit antraks di wilayah setempat menjelang perayaan Hari Raya Idul Adha. Kabid Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Jatim, Diana Devi menyatakan, antisipasi perlu dilakukan setelah baru-baru ini ada temuan hewan ternak yakni sapi dan kambing yang terinfeksi antraks di Tulungagung. Bahkan sempat terjadi penularan ke manusia.
Diana menjelaakan, dalam upaya mencegah penularan, pihaknya telah menerbitkan edaran yang ditujukan kepada pemerintah kabupaten/ kota terkait kewaspadaan terhadap penyakit antraks. Khusus untuk Kabupaten Tulungagung dan sekitarnya. Edaran tersebut berisi imbauan agar hewan ternak yang dijual harus diperiksa terlebih dahulu kesehatannya.
"Harus mungkin daerah yang pernah tertular ada suratnya. Kesehatan secara utuh harus ada," ujarnya di Surabaya, Rabu (23/6).
Diana menegaskan, screening ketat harus dilakukan, terutama terhadap hewan kurban asal Tulungagung. Utamanya hewan kurban dari Kecamatan Pagerwojo yang berstatus zona merah penyebaran antraks. Kemudian ada juga salah satu desa di Trenggalek yang berstatus zona kuning antraks. Yakni desa yang berbatasan dengan Tulungagung.
"Desa itu di Tulungagung zona merah, tetangganya zona kuning, ada satu desa di Trenggalek," ujar Diana.
Diana menyampaikan pihaknya juga telah melakukan vaksinasi terhadap hewan-hewan kurban di Tulungagung dan sekitarnya pascatemuan antraks. Ia juga mengaku terus melakukan pemantauan secara ketat terhadap penjualan hewan kurban di Jatim.
"Kalau Surabaya dan Sidoarjo ada stempelnya. Kita turun ke lapak, kita tempeli stiker. Tapi di setiap kabupaten kan beda. Intinya ternak Idul Qurban harus sehat," kata dia.