Kamis 24 Jun 2021 19:30 WIB

Penundaan SEA Games 2021 Hanoi Belum Ada Kepastian

Vietnam tetap membuka dua opsi terkait penyelenggaraan SEA Games

Rep: Fitriyanto/ Red: Muhammad Akbar
Menpora Zainudin Amali memberikan pengarahan secara virtual seusai penandatanganan nota kesepahaman antara Kemenpora, PB PRSI dan PB IPSI terkait fasilitas Pelatnas,  di Kantor Kemenpora, Jakarta, Senin (12/10/2020). Kemenpora mengucurkan dana sebesar Rp.1,2 miliar untuk PB PRSI sebagai dana fasilitas Pelatnas Olimpiade Tokyo 2021 dan sebesar Rp.3,9 miliar untuk PB IPSI sebagai dana fasilitas Pelatnas SEA Games 2021 Vietnam.
Foto: SIGID KURNIAWAN/ANTARA
Menpora Zainudin Amali memberikan pengarahan secara virtual seusai penandatanganan nota kesepahaman antara Kemenpora, PB PRSI dan PB IPSI terkait fasilitas Pelatnas, di Kantor Kemenpora, Jakarta, Senin (12/10/2020). Kemenpora mengucurkan dana sebesar Rp.1,2 miliar untuk PB PRSI sebagai dana fasilitas Pelatnas Olimpiade Tokyo 2021 dan sebesar Rp.3,9 miliar untuk PB IPSI sebagai dana fasilitas Pelatnas SEA Games 2021 Vietnam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepastian penyelenggaraan SEA Games 2021 Hanoi belum menemukan titik terang. Komite Olimpiade Vietnam (NOC Vietnam) dan Vietnam SEA Games Organizing Committee (VOC) masih belum memberikan jawaban atas kesediaan mereka menjadi tuan rumah pada tahun ini.

Dalam rapat virtual SEA Games Federation (SEAGF) yang dipimpin Dato Seri Chaiyapak Siriwat, Kamis (24/6), Vietnam tetap membuka dua opsi terkait penyelenggaraan multicabang dua tahunan terakbar ASEAN ini. Pertama, tetap diadakan sesuai rencana awal yakni 21 November-2 Desember 2021. Kedua, event ditunda hingga pertengahan 2022.

“Dalam rapat tadi belum ada keputusan definitif dari NOC Vietnam dan  VOC sehingga pimpinan rapat (Dato Seri Chaiyapak) memberikan tenggat waktu dua pekan ke depan kepada tuan rumah untuk memutuskan apakah SEA Games ke-31 ini diselenggarakan tahun ini atau tahun depan,” kata Sekretaris Jenderal NOC Indonesia Ferry J Kono, dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (24/6).

Dalam rapat SEAGF dua pekan lalu, tuan rumah Vietnam menyampaikan usulan penundaan SEA Games Hanoi ke 2022. Namun, tujuh dari 11 negara anggota SEAGF, yaitu Indonesia, Brunei, Kamboja, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand menolak. Myanmar setuju terhadap penundaan SEA Games. Sedangkan Timor Leste mengikuti apa pun hasil keputusan dalam rapat SEAGF.

Ferry menjelaskan, NOC Indonesia tetap berharap penyelenggaraan SEA Games bisa sesuai dengan agenda awal. Sebab, atlet-atlet Indonesia sudah melakukan pemusatan latihan nasional (pelatnas) saat ini.

“Kami harapakan SEA Games tetap dilaksanakan sesuai agenda awal. Namun, kami juga menghargai situasi dan kondisi tuan rumah. Untuk itu, kami menunggu dalam dua minggu ke depan untuk keputusan final di rapat exco dua pekan ke depan,” ujar Ferry.

Sejak SEA Games diselenggarakan mulai 1977, Vietnam baru sekali menjadi tuan rumah SEA Games. Tepatnya pada 2003.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement