Senin 28 Jun 2021 07:17 WIB

UMM Raih Kampus Bintang Tiga Dunia

Terdapat dua model penilaian QS Stars yakni rating dan ranking.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Hiru Muhammad
Kampus UMM.
Foto: Dokumen.
Kampus UMM.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG--Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil meraih predikat kampus bintang tiga dari lembaga QS Stars. Predikat tersebut berhasil diraih UMM pada Kamis (24/6) lalu. 

Asisten Khusus Rektor Bidang Akreditasi Internasional UMM, Suparto menerangkan, QS Stars merupakan publikasi tahunan peringkat universitas yang dilakukan oleh Quacquarelli Symonds (QS). Sistem penilaian QS terdiri atas keseluruhan aspek dan subyek peringkat global, bersama liga regional independen. "Yakni, Asia, Amerika Latin, Eropa dan Asia Tengah, Wilayah Arab, dan BRICS," katanya dalam pesan resmi yang diterima Republika.

Pemeringkatan ini menjadi satu-satunya peringkat internasional yang telah menerima persetujuan dari lembaga ranking internasional. Bahkan, berada dalam satu level dengan Academic Ranking of World Universities. Selain itu, juga dengan Times Higher Education World University Rankings. 

Menurut Suparto, terdapat dua model penilaian QS Stars yakni rating dan ranking. Adapun bintang tiga yang diraih UMM kali ini merupakan hasil dari penilaian rating berdasarkan beberapa aspek. Setidaknya ada delapan aspek yang dilihat oleh lembaga tersebut.

"Mulai dari fasilitas, internasionalisasi, pengajaran, employability, teaching, academic development, program strength, social responsibility serta inclusiveness,” ucap Suparto.

Capaian predikat bintang tiga ini memiliki banyak manfaat bagi perguruan tinggi terutama UMM. Salah satunya sebagai standing academic UMM serta pengakuan di tingkat dunia.

Di samping itu, juga untuk memudahkan jalan kerja sama dengan universitas dan lembaga internasional lainnya. Kemudian juga dapat memberikan kemudahan untuk menggaet mahasiswa internasional.

Suparto menilai, capaian ini sejalan dengan program internasional yang sudah UMM canangkan. Dalam hal ini seperti usaha UMM dalam meningkatkan akreditasi dan sertifikasi internasional. Kemudian membangun kerja sama pengabdian serta publikasi internasional. 

Menurut Suparto, UMM saat ini berada di fase ketiga, yakni obtaining international recognition. "Maka dari itu, kami akan terus bekerja keras agar bisa mencapai predikat/world class university,” ungkapnya.

Sementara itu, Wakil Rektor I UMM, Profesor Syamsul Arifin mengungkapkan, salah satu kerangka besar capaian UMM, yakni internasionalisasi. Hal ini terutama rekognisi yang diperoleh baik dari lembaga pemerintah, non-pemerintah, maupun kampus di level internasional. Begitupun dengan lembaga sertifikasi, pemeringkatan serta akreditasi. Syamsul menilai, UMM memiliki sejarah panjang dalam dunia pendidikan. Terhitung sudah hampir 60 tahun Kampus Putih berkecimpung untuk mencerdaskan bangsa. Menurut Syamsul, sudah waktunya UMM mendapat rekognisi di berbagai level, baik nasional maupun internasional.

Menanggapi raihan bintang lima untuk sub kategori employability dan facilities, Syamsul menegaskan, hal itu merupakan hasil dari proses panjang yang sudah dirancang sejak lama. Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dari Mendikbud juga turut mempercepat proses tersebut. “Sebagai universitas dengan predikat kampus Islam nomor satu dunia versi UniRank, UMM tentu memiliki ikhtiar kuat dalam menjalankan MBKM agar mampu mengantarkan lulusannya ke dunia kerja yang baik,” ungkapnya.

Terpisah, Rektor UMM Fauzan mengaku, bersyukur atas predikat bintang tiga yang diperoleh.  Predikat ini sudah cukup bagus dan dapat menjadi rekognisi internasional yang strategis. Meski begitu, UMM masih akan terus memperbaiki berbagai aspek untuk bisa mendapat predikat bintang lima dalam waktu dekat.

Fauzan juga mengungkapkan, hasil ini merupakan bukti apresiasi QS Stars (lembaga yang berkantor di London, Inggris) atas berbagai perbaikan yang UMM lakukan di beberapa lini. Meski telah meraih bintang lima pada aspek fasilitas, UMM masih bertekad untuk terus membangun berbagai sarana pendukung lain yang berlandaskan pada asas fungsional.

Sementara ihwal raihan predikat bintang lima pada aspek employability UMM, menurut Fauzan, hal ini tidak lepas dari iklim pembelajaran di UMM yang terus dikembangkan demi meningkatkan keterserapan. Dengan demikian, para lulusan siap bersaing dalam dunia kerja yang lebih luas. Keterserapan yang bagus akan semakin baik jika dibarengi dengan kecepatan yang baik pula.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement