REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS--PT Kereta Api Indonesia (KAI) mulai melakukan perawatan Jembatan Cirahong, yang menghubungkan antara Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (1/7). Bagian bawah jembatan sementara tak bisa dilalui kendaraan bermotor hingga 31 Juli.
Berdasarkan pantauan Republika, bagian bawah jembatan itu telah ditutup kayu agar kendaraan tak bisa melintas. Spanduk informasi penutupan jembatan untuk kendaraan bermotor juga telah terpasang.
Sementara itu, para pekerja melakukan perbaikan di tengah jembatan. Mereka menganggkat kayu-kayu balok yang biasa dilintasi kendaraan, serta mengecek besi jembatan.
PT KAI memang sedang melakukan perawatan dan perbaikan besar di Jembatan Cirahong. Mengingat, jembatan itu sudah berusia ratusan tahun. Karenanya, selama perawatan dilakukan, kendaraan bermotor yang biasa melintas di bagian bawah jembatan, sementara tak diperbolehkan.
Salah seorang warga sekitar, Agung (29 tahun) mengatakan, penutupan akses kendaraan di Jembatan Cirahong cukup menyulitkan. Sebab, masyarakat sudah terbiasa menjadikan jembatan itu sebagai alternatif jalan dari Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, ke Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis, atau sebaliknya."Ini jalur utama Ciamis-Manonjaya," kata dia, Kamis (1/7).
Menurut dia, baru kali ini Jembatan Cirahong ditutup dalam waktu lama. Sebelumnya, penutupan hanya dilakukan tak sampai sehari untuk memperbaiki kayu-kayu balok di bawahnya.
Agung menilai, penutupan itu membuat masyarakat yang biasa melintas di Jembatan Cirahong harus memutar jauh. "Kalau mau Ciamis (dari Manonjaya), paling dekat lewat Cimaragas atau Kota Tasikmalaya. Itu bisa sampai 2 jam perjalanan. Gak ada alternatif lagi," kata dia.
Agung berharap, akses untuk kendaraan di Jembatan Cirahong dapat kembali dibuka. Sebab, jembatan itu sangat berguna untuk lalu lintas masyarakat sekitar. Sebelumnya, Manajer Humas PT KAI Daerah Operasi (Daop) 2 Bandung mengatakan, Kuswardoyo mengatakan, penutupan hanya dilakukan untuk kendaraan yang biasa melintas di bawah jembatan tersebut. Sebab, akan dilakukan perawatan jembatan yang cukup besar.
Ia menjelaskan, perawatan yang akan dilakukan PT KAI berupa perbaikan plat baja dan mengganti paku sumbat di jembatan itu agar tetap kokoh. Namun, untuk perbaikan kayu-kayu di bawah jembatan, yang digunakan untuk lalu lintas kendaraan bermotor, bukan merupakan wewenang PT KAI.
"Di sana memang ada kayunya, itu bukan di ranah kita. Kita hanya memastikan perjalanan kereta api melalui jembatan itu aman. Kayu-kayu itu entah siapa yang mengganti, apakah pemda atau masyarakat sekitar, saya kurang paham," kata dia, Rabu (30/6).
Ia menambahkan, ada kemungkinan Jembatan Cirahong ke depannya tak lagi diperkenankan kendaraan bermotor apabila sudah tak dimungkinkan. Sebab, pada dasarnya jembatan itu dibangun untuk perjalanan kereta api, bukan untuk lalu lintas kendaraan bermotor.
"Ke depan, apakah kita akan menutup permanen jembatan tersebut, kita lihat besok. Kalau memang sudah tidak dimungkinkan lagi untuk menahan beban, kita akan tutup permanen untuk menghindari kecelakaan perjalanan kereta api," kata dia.
Kuswardoyo mengakui, keberadaan Jembatan Cirahong sejak dahulu memang sudah dimafaatkan masyarakat sekitar untuk sebagai jalan alternatif. Namun, bagian bawah jembatan itu dahulu hanya dilalui orang yang berjalan kaki, atau maksimal menggunakan sado.
Menurut dia, bagian bawah jembatan dengan lebar sekitar 2 meter yang melintang Sungai Citanduy itu tidak diproyeksikan untuk lalu lintas kendaraan bermotor. "Jadi tentunya beda proyeksi dan kenyataan di lapangan yang menyebabkan kondisi jembatan lebih cepat aus dan rusak," kata dia.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, dan Pertahanan (PUPRP) Kabupaten Ciamis, Andang Firman mengatakan, selama ini pihaknya berbagi tugas dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tasikmalaya untuk merawat kayu-kayu yang ada di Jembatan Cirahong. Menurut dia, setiap tahunnya perbaikan kayu-kayu yang dijadikan bantalan untuk jalan kendaraan bermotor di jembatan itu selalu diganti."Memang fungsi utama jembatan itu untuk kereta api. Namun dijadikan alternatif untuk kendaraan bermotor dengan izin PT KAI," kata dia.
Ihwal wacana penutupan, ia mengaku akan mengikuti kebijakan dari PT KAI. Menurut dia, penggunaan Jembatan Cirahong harus mempertimbangkan kepentingan umum yang lebih besar. Apalagi di sana juga sudah lama. "Kita tunggu saja assessment jembatan dari KAI, apakah masih bisa dilalui kendaraan atau tak bisa. Baru kita tindaklanjuti ke depannya," kata dia.