Rabu 07 Jul 2021 21:16 WIB

Ditjen PKH Luncurkan Aplikasi pemasaran online Vetmalance

Ditjen PKH luncurkan aplikasi Vetmalance alias Veteriner Farma Layanan Cepat

Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) meluncurkan aplikasi pemasaran online atau e-commerce Vetmalance alias Veteriner Farma Layanan Cepat.
Foto: Kementan
Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) meluncurkan aplikasi pemasaran online atau e-commerce Vetmalance alias Veteriner Farma Layanan Cepat.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) meluncurkan aplikasi pemasaran online atau e-commerce Vetmalance alias Veteriner Farma Layanan Cepat.

Direktur Kesehatan Hewan, Nuryani Zainuddin yang mewakili Dirjen PKH dalam Launching Aplikasi Vetmalance secara virtual mengatakan, aplikasi Vetmalance ini diluncurkan sebagai respon perkembangan zaman dan wujud transformasi pelayanan Kementan. 

"Ini sebagai bentuk transformasi kami untuk memberikan layanan kepada masyarakat secara lebih luas, cepat dan mudah," kata Nuryani dalam acara peluncuran aplikasi Vetmalance secara virtual, Rabu (7/7).

Nuryani menjelaskan Pusvetma turut berperan aktif dalam pengendalian zoonosis dan pemberantasan penyakit hewan. Hal ini tidak lepas dari peran Pusvetma sebagai UPT Bidang Kesehatan Hewan yang telah ditetapkan sebagai Satker Badan Layanan Umum dan menjadi satu-satunya instansi pemerintah yang memiliki tugas untuk penyediaan vaksin hewan, antisera, dan bahan biologik. 

“Kami menaruh harapan besar pada Pusvetma untuk selalu melakukan terobosan dan inovasi dalam menghasilkan produk produk bermutu dan berkualitas sebagai karya unggulan anak negeri” imbuh Nuryani.

Ia menambahkan aplikasi Vetmalance yang diluncurkan hari ini merupakan karya anak bangsa. Menurutnya, ini menjadi penting sebagai bentuk kontribusi Ditjen PKH dalam upaya mengendalikan dan menanggulangi zoonosis di Indonesia sekaligus ikut memperingati Hari Zoonosis Sedunia atau World Zoonoses Day.

“Untuk mendukung kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, Ditjen PKH memastikan bahwa Kementan terus melakukan program khususnya terkait pencegahan/pengendalian penyakit hewan yang dapat ditularkan ke manusia (zoonosis)," tegas Nuryani.

Di Indonesia terdapat 15 zoonosis prioritas yang perlu dilakukan pengendaliannya, melalui Keputusan Menteri Pertanian No. 237/Kpts/PK.400/M/3/2019. Zoonosis prioritas di Indonesia yaitu: Avian Influenza, Rabies, Anthraks, Brucellosis, Leptospirosis, Japanese B. Encephalitis, Bovine Tubercullosis, Salmonellosis, Schistosomiosis, Q Fever, Campylobacteriosis, Trichinellosis, Paratubercullosis, Toksoplasmosis, dan Cysticercosis/Taniasis.

Kepala Pusvetma, Agung Suganda menerangkan, Vetmalance merupakan aplikasi pemasaran online berbasis android dan website untuk menjawab tantangan penyediaan vaksin hewan di tengah pandemik covid-19. Uji coba penggunaannya juga sudah dumulai pada bulan Januari 2021.

“Soft launching telah dilakukan oleh Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan pada akhir tahun 2020 dan uji coba penggunaannya telah dimulai sejak Januari 2021," ungkap Agung.

Agung menilai, saat ini penggunaan Vetmalance masih terbatas pada layanan penjualan. Namun begitu aplikasi ini diluncurkan, akan terus dikembangkan untuk layanan pengujian maupun layanan penunjang yang masih dilakukan secara konvensional.

Agung menegaskan Pusvetma akan terus meningkatkan pelayanan yang prima dengan menghasilkan inovasi-inovasi layanan baru kepada semua pelanggannya. Untuk terus meningkatkan kepuasan pelanggan, Pusvetma telah melaksanakan 4 strategi utama.

Pertama, penjaminan kualitas dan kuantitas produk, kedua penjaminan kepastian harga yang kompetitif, ketiga branding dan promosi berbasis TI, dan keemlat pemasaran daring sesuai kebutuhan di masa pandemi covid-19 ini. 

“Pelanggan Pusvetma saat ini masih didominasi yaitu sekitar 90 persen pelanggan dari instansi/dinas sedangkan sekitar 10 persen pelanggan swasta dan peternak langsung," papar Agung.

Ia berharap, ke depannya akan semakin banyak masyarakat yang tertarik dan menggunakan produk-produk unggulan Pusvetma dengan menggunakan aplikasi online baik Vetmalance maupun website Pusvetma. Hal ini diharapkan bisa sebagai bentuk cinta dan bangga pada produk anak negeri.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement