REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Polresta Bogor Kota masih menyelidiki kasus penemuan mayat wanita dalam mobil di sebuah bengkel Jalan Raden Kan’an, Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor. Selain melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), dari hasil autopsi ditemukan juga tanda-tanda kekerasan fisik pada tubuh jenazah.
Wakapolresta Bogor Kota, AKBP Ferdy, Irawan menjelaskan, dari hasil autopsi di RS Kramat Jati, jenazah tersebut merupakan perempuan berusia sekitar 25 hingga 40 tahun. Selain itu, ditemukan tanda-tanda kekerasan fisik pada jenazah, berupa tulang yang patah.
Selain itu, lanjut dia, tim forensik masih menganailsa penyebab dari kematian korban. Mengenai dugaan mutilasi, Ferdy menyebutkan, hal itu tidak tergambar dalam autopsi. Jenazah dalam kondisi lengkap.
“Penyebab kematian dokter forensik masih membutuhkan waktu menganalisa dari hasil autopsi tersebut. Kalau mutilasi tidak tergambar dalam autopsi karena jenazahnya lengkap,” kata Ferdy kepada wartawan, Rabu (7/7) malam.
Lebih lanjut, Ferdy mengatakan, polisi telah melaksanakan olah TKP pada Rabu (7/7) siang. Tim penyidik juga melakukan pemeriksaan terhadap 10 orang saksi.
Ferdy menuturkan, mereka merupakan karyawan bengkel yang menemukan jenazah pertama kali, sopir yang mengantar mobil ke bengkel, dan beberapa saksi lain yang masih dikembangkan untuk mengetahui kepada siapa pemilik mobil. “Beberapa saksi yang lain ini semua masih kita kembangkan dan kita laksanakan pendalaman. Karena fokus utama kita adalah kita harus menemukan identitas dari jenazah ini siapa identitasnya,” tegasnya.
Sebelumnya, sesosok mayat diduga perempuan ditemukan pada sebuah bengkel di Jalan Raden Kan’an, Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Selasa (6/7). Mayat ini diletakkan dalam sebuah kontener di mobil minibus hitam.
Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro mengatakan, kondisi dari mayat yang ditemukan tidak bisa diidentifikasi secara kasat mata.
“Mayat ditemukan dalam sebuah minibus hitam. Kondisinya sudah tidak bisa diidentifikasi secara kasat mata sehingga perlu pemeriksaan secara autopsi. Saat ini kami masih melakukan penyelidikan terkait identitas atau pengumpulan barang bukti, baik kendaraan maupun korban tersebut,” kata Susatyo ketika ditemui Republika di lokasi, Selasa (6/7).