Selasa 13 Jul 2021 18:58 WIB

Studi Ungkap Udara Kotor Berperan dalam Keparahan Covid-19

Orang yang tinggal di daerah tercemar lebih mungkin membutuhkan perawatan intensif.

Penambahan ruang isolasi pasien Covid-19. Ilustrasi
Foto: ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Penambahan ruang isolasi pasien Covid-19. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Studi mengenai virus corona terus berkembang dari hari ke hari. Terbaru, ilmuwan mengungkap udara kotor berkontribusi pada keparahan COVID-19. Hal ini berdasarkan sebuah penelitian dari salah satu kota paling tercemar di Amerika.

Para peneliti mempelajari 2.038 orang dewasa yang dirawat di rumah sakit dengan COVID-19 di daerah Detroit. Ilmuwan menemukan bahwa mereka yang membutuhkan perawatan intensif dan mesin untuk membantu mereka bernapas lebih mungkin tinggal di lingkungan dengan tingkat polusi udara dan cat timbal yang lebih tinggi.

Baca Juga

Semakin buruk kontaminasi udara lokal, semakin tinggi kemungkinan membutuhkan perawatan intensif dan ventilasi mekanis. Anita Shallal dari Rumah Sakit Henry Ford Detroit mengatakan paparan jangka panjang terhadap polusi udara dapat merusak sistem kekebalan dan membuatnya lebih rentan terhadap infeksi virus.

Sementara itu, partikel halus dalam polusi udara juga dapat bertindak sebagai pembawa virus dan membantu penyebarannya. "Studi ini menarik perhatian pada ketidaksetaraan sistemik yang mungkin menyebabkan perbedaan mencolok dalam hasil COVID-19 di sepanjang garis ras dan etnis," kata Shallal dalam sebuah pernyataan dari Kongres Mikrobiologi Klinis dan Penyakit Menular Eropa, yang dipresentasikan pada Jumat lalu.

Dia mengatakan komunitas kulit berwarna lebih mungkin berlokasi di daerah yang lebih dekat dengan polusi industri, dan bekerja di bisnis yang membuat mereka terpapar polusi udara.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement