Rabu 14 Jul 2021 23:48 WIB

Rahasia di Balik Perintah Adil kepada Keluarga dan Kerabat

Perintah berbuat adil kepada keluarga sangat ditekankan dalam Alquran

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Perintah berbuat adil kepada keluarga sangat ditekankan dalam Alquran. Ilustrasi keluarga
Foto: Republika/Abdan Syakura
Perintah berbuat adil kepada keluarga sangat ditekankan dalam Alquran. Ilustrasi keluarga

REPUBLIKA.CO.ID, — Perbuatan adil hendaknya diutamakan kepada keluarga dan kerabat terdekat.  Allah SWT memerintahkan untuk bersikap adil terhadap para istri dan anak-anak yatim, kemudian Allah memerintahkan untuk berbuat adil kepada seluruh kaum Mukminin secara umum.

Hal ini merupakan catatan tafsir surat An Nisa ayat 135 yang disampaikan  Syekh Dr Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram)  dalam Tafsir Al-Mukhtashar/ Markaz Tafsir Riyadh. 

Baca Juga

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَىٰ أَنْفُسِكُمْ أَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ ۚ إِنْ يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَاللَّهُ أَوْلَىٰ بِهِمَا ۖ فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَوَىٰ أَنْ تَعْدِلُوا ۚ وَإِنْ تَلْوُوا أَوْ تُعْرِضُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا

"Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu para penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap kedua orangtua dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatan (untuk kebaikannya). Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan untuk menjadi saksi, maka ketahuilah bahwa Allah Mahateliti terhadap segala sesuatu yang kamu kerjakan." (QS An Nisa 135)

Syekh Shalih mengatakan, seolah Allah SWT menyatakan, “Jadilah kalian orang-orang yang menegakkan keadilan di setiap perkara ketika memutuskan perkara di antara manusia, baik itu ketika kalian memegang kekuasaan, ketika menjadi hakim, atau ketika melakukan pekerjaan seperti saat menegakkan keadilan dan kesetaraan di antara istri-istri dan anak-anak. Dan jadilah kalian saksi-saksi yang selalu berpegang kepada kebenaran yang diridhai Allah tanpa pilih kasih. "Meskipun kesaksian itu akan merugikan kalian atau orang tua dan orang terdekat kalian seperti anak atau saudara kalian," katanya. 

Syekh Shalih mengatakan, jika orang yang terberatkan oleh saksi yang benar itu merupakan kerabat kalian atau orang lain yang kaya ataupun miskin maka sesungguhnya Allah lebih utama daripada mereka dan syariat-Nya lebih berhak untuk diikuti; maka janganlah kalian sekali-kali berpilih kasih kepada orang yang kaya karena ingin mendapatkan imbalan atau karena takut dari gangguannya, dan jangan pula berpilih kasih kepada orang miskin karena merasa kasihan.  

"Maka janganlah kalian mengikuti hawa nafsu agar tidak berpaling dari kebenaran. Dan jika kalian bersilat lidah dengan merubah kesaksian atau enggan untuk menyampaikan kesaksian, maka sesungguhnya Allah Mahamengetahui perbuatan kalian, dia mengetahui apa yang kalian niatkan, dan dia akan membalas apa yang kalian perbuat," katanya. 

Syekh Imad Zuhair Hafidz, professor Fakultas  Alquran Universitas Islam Madinah, mengatakan penyebutan kedua orang tua dalam ayat ini karena berbakti kepada keduanya merupakan kewajiban dan keduannya merupakan makhluk yang paling dicintai. Kemudian Allah SWT menyebutkan para kerabat karena biasanya merupakan tempat rasa cinta dan fanatisme.     

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement