REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Loyalitas sesuatu yang mahal di sepak bola modern. Seorang pemain dengan mudah berganti klub jika tak mendapatkan sesuatu yang diinginkannya. Ada karena pertimbangan prestasi, tapi lebih banyak disebabkan faktor materi. Di sepak bola Eropa, kita baru menyaksikan Gianluigi Donnarumma meninggalkan AC Milan dan tak mau memperpanjang kontrak karena ingin membela Paris Saint-Germain (PSG). Di Paris, ia mendapatkan uang berlimpah.
Itu di Eropa. Di sepak bola Jepang, loyalitas tampaknya bukan barang langka. Tak jarang, pemain menghabiskan seluruh waktunya sebagai pemain profesional hanya di satu klub saja.
Dalam tradisi di Jepang, seseorang bekerja hanya pada satu perusahaan sepanjang hidupnya sebuah hal wajar dan banyak ditemui. Di sepak bola ternyata serupa. Suasana kekeluargaan dan kultur kerja Jepang membuat banyak pemain hanya membela satu klub dan membuat mereka menjadi legenda lokal.
Dari banyak nama, berikut ini lima pemain legendaris J League yang hanya pernah membela satu klub sepanjang kariernya:
Hiroaki Morishima - Cerezo Osaka (1991-2008)
Hiroaki Morishima sudah bermain di Cerezo Osaka bahkan sebelum Liga Jepang era J League pertama kali digelar pada 1993. Ia bergabung dengan Cerezo Osaka setelah lulus SMA Tokai University Daichii pada 1991. Morishima membawa Tim Sakura juara Japan Football League yang saat itu berstatus sebagai kasta kedua pada 1994, mendapatkan tiket promosi ke J.League.
Ia bermain 17 tahun di Cerezo Osaka sampai pensiun pada akhir musim 2008. Ia tampil 456 kali untuk klub, mencetak 140 gol. Morishima juga pernah masuk Tim Terbaik J League pada musim 1995 dan 2000.
Di timnas Jepang, pemain berposisi sebagai gelandang ini bermain 64 kali, mencetak 12 gol, dan masuk dalam skuad yang juara Piala Asia 2000.
Nobuhisa Yamada - Urawa Red Diamonds (1994-2013)
Yamada bergabung dengan Urawa Red Diamonds pada 1994, setelah lulus dari SMA Fujieda Higashi. Ia kemudian menjalani debut dan mencetak gol perdana musim itu juga, sebelum menjadi andalan sampai pensiun pada 2013 lalu.
Berposisi asli sebagai bek kanan, ia juga bisa main sebagai bek tengah, gelandang bertahan, sayap, hingga gelandang serang. Total, ia bermain 540 kali, mencetak 27 gol, dan menjabat sebagai kapten tim pada 2004 sampai 2008.
Selama di Urawa Reds, Yamada berhasil memenangi Liga Champions Asia (2007), J1 League (2006), Piala Kaisar (2005, 2006), J.League Cup (2003), dan Piala Super Jepang (2006).
Hitoshi Sogahata - Kashima Antlers (1998-2020)
Lahir di Kashima, Sogahata menimba ilmu di akademi pemain muda klub sejak 1995 sebelum naik ke tim senior pada 1998. Saat itu ia masih jadi pelapis pemain timnas Jepang, Daijiro Takakuwa, dan baru mendapatkan banyak menit bermain sejak tahun 2000.
Mulai musim 2001, ia kemudian jadi kiper pilihan utama Kashima Antlers, hal yang berlanjut sampai musim 2017. Sogahata kemudian memutuskan pensiun pada 2020 lalu.
Total, ia bermain 533 kali dan jadi salah satu kunci penting Kashima Antlers menguasai J League, menyumbangkan 20 gelar. Sogahata tercatat pernah enam kali juara J1 League, empat Piala Kaisar, lima J League Cup, empat Piala Super Jepang, dan satu Liga Champions Asia.
Yuzo Kurihara - Yokohama F Marinos (2002-2019)
Yuzo Kurihara bergabung dengan tim senior Yokohama F Marinos pada 2002 usai menimba ilmu di akademi pemain muda klub sejak 1996 sampai 2001. Awalnya, ia tak dapat tempat sebagai bek tengah, kalah bersaing dengan duo bek tengah timnas Jepang, Yuji Nakazawa dan Naoki Matsuda.
Kesempatan baru mulai datang musim 2006 saat Marinos bermain dengan tiga bek, ia menemani duo seniornya tersebut di lini belakang. Setelah itu, ia jadi palang pintu andalan di lini belakang, sebelum kemudian pensiun pada 2019 lalu. Total ia bermain 316 kali bersama klub, mencetak 16 gol.
Kurihara berhasil ikut menyumbangkan gelar J1 League dua kali (2003, 2004) dan satu Piala Kaisar (2013).
Kengo Nakamura - Kawasaki Frontale (2003-2020)
Kengo Nakamura baru mencicipi sepak bola profesional setelah lulus dari Universitas Chou pada 2002. Sarjana Sastra Inggris ini direkrut Kawasaki Frontale yang saat itu bermain di kasta kedua.
Nakamura kemudian ikut membantu Frontale promosi kembali ke kasta teratas pada 2004. Kebintangan Kengo Nakamura justru semakin bersinar terang saat usianya semakin senja sebagai pesepak bola.
Ia mulai menjabat kapten Kawasaki Frontale pada 2012, jadi pencetak assist terbanyak J1 League musim itu dengan 13 assist.
Pada 2016, berusia 36 tahun, Nakamura terpilih jadi Pemain Terbaik J League dan Pesepak Bola Terbaik Jepang tahun itu, jadi penerima tertua dua gelar ini sepanjang sejarah.
Tak berhenti di situ, tahun 2017 ia membawa Kawasaki Frontale juara J1 League untuk kali pertama dalam sejarah klub.
Ia kemudian masih bermain saat Frontale menguasai Jepang, juara J1 League dua kali lagi pada 2018 dan 2020, serta Piala Kaisar (2020), J League Cup (2019), dan Piala Super Jepang (2019).
Total, Nakamura bermain 546 kali dan mencetak 83 gol di J League, meraih tujuh gelar di semua ajang, delapan kali masuk Tim Terbaik J League, sebelum kemudian pensiun akhir musim 2020 lalu.