Sabtu 17 Jul 2021 10:16 WIB

Banjir di Kayong Utara Kalbar Berangsur Susut

Banjir longsor Kayong Utara dipicu cuaca ekstrem Selasa malam (13/7).

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Indira Rezkisari
Ilustrasi Banjir.
Foto: republika
Ilustrasi Banjir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tinggi muka air (TMA) kawasan tergenang banjir di Kabupaten Kayong Utara, Provinsi Kalimantan Barat, menurun. Kondisi tersebut dipantau BPBD setempat pada Sabtu (17/7) pukul 06.00 WIB. BPBD berharap aktivitas masyarakat dapat segera pulih setelah banjir berangsur surut.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kayong Utara melaporkan mobilitas masyarakat masih terganggu karena beberapa akses jalan belum dapat dilewati. Adapun kegiatan perekonomian belum sepenuhnya berjalan, seperti pertokoan yang terendam banjir. Namun demikian, sebagian kecil warga, seperti di Dusun Tanjung, Desa Tanjung Satai, telah membuka toko mereka.

Baca Juga

"Kondisi cuaca cerah diharapkan dapat mempercepat surutnya genangan. BPBD memantau TMA berkisar 10–30 cm di beberapa titik," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan pers, Sabtu (17/7).

Selain terdampak banjir, Abdul menyebut beberapa titik longsor terjadi di kabupaten Kayong Utara. Perkembangan terkini pascalongsor, BPBD dan instansi terkait masih melakukan upaya pencarian terhadap 1 warga korban longsor yang belum ditemukan.

BPBD Kabupaten Kayong Utara mencatat 7 desa di tiga kecamatan terdampak banjir. Ketujuh desa tersebut yaitu Desa Sedahan Jaya dan Sejahtera di Kecamatan Sukadan, Desa Sei Mata-mata dan Medan Jaya di Simpang Hilir, dan Desa Tanjung Satau, Satai Lestari dan Kemboja di Pulau Maya.

"Kejadian banjir yang disertai longsor ini mengakibatkan pengungsian, jatuhnya korban jiwa dan kerusakan infrastruktur," ujar Abdul.

BPBD dan instansi terkait lain terus melakukan penanganan darurat. Pemerintah daerah Kabupaten Kayong Utara menetapkan status tanggap darurat terhitung sejak 14 hingga 27 Juli 2021

Pemerintah daerah setempat mencatat 4.845 KK mengungsi di Kantor Kecamatan Pulau Maya dan Kecamatan Sukadana. BPBD kabupaten dan instansi terkait lain telah memberikan pelayanan dasar kepada para warga yang mengungsi.

"Penanganan darurat sejak awal telah dilakukan oleh BPBD setempat, seperti penyediaan bantuan permakanan, perlengkapan masak, tikar dan selimut," sebut Abdul.

Banjir berdampak pada lebih dari lima ribu rumah. BPBD mencatat 5.114 unit terendam banjir di Kecamatan Sukadana dan Kecamatan Pulau Maya. Saat terjadi banjir Selasa lalu, TMA tercatat 30 hingga 100 cm. Sedangkan pada kejadian longsor, satu orang telah dilaporkan meninggal dunia dan satu lainnya masih dalam pencarian. Dua orang mengalami luka ringan dan telah mendapatkan pertolongan medis.

"Kerusakan material akibat longsor berupa satu rumah dengan kondisi rusak berat serta badan jalan dan tiang listrik yang tertimpa material longsor," ucap Abdul

Abdul menjelaskan bencana banjir dan longsor ini dipicu oleh cuaca ekstrem yang berlangsung pada Selasa malam (13/7). Saat itu, banjir, tanah longsor dan angin kencang terjadi di wilayah Kabupaten Kayong Utara. BNPB telah berkoordinasi dengan BPBD setempat. BNPB menekankan pada protokol kesehatan pada penanganan warga yang masih mengungsi ke lokasi yang aman. Hal ini bertujuan penyebaran Covid-19 tidak terjadi di saat masyarakat terdampak bencana alam.  

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement