Rabu 21 Jul 2021 15:02 WIB

Pentingnya Melindungi Kesehatan Mental Anak Saat Pandemi

Kesehatan mental menjadi hal yang perlu diperhatikan, terutama anak-anak.

Red: Nora Azizah
Kesehatan mental menjadi hal yang perlu diperhatikan, terutama anak-anak.
Foto: www.freepik.com.
Kesehatan mental menjadi hal yang perlu diperhatikan, terutama anak-anak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia tengah menghadapi lonjakan kasus serta hadirnya varian baru dari COVID-19 yang berdampak pada seluruh lapisan masyarakat. Situasi yang masih tidak menentu, serta banyaknya hal berat yang harus dilalui tentu menjadi tantangan tersendiri bagi seluruh anggota keluarga.

Kesehatan mental menjadi hal yang perlu diperhatikan, bukan hanya bagi orang tua, tapi juga anak-anak. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia bersama Kemendikbud di 12 provinsi terhadap siswa SD-SMA/K menunjukkan bahwa pendampingan termasuk saat belajar menjadi faktor sosial dengan pengaruh terbesar dalam menjaga kesehatan mental anak. Sedangkan bagi orang tua, khususnya yang bekerja dari rumah, work from home (WFH) selama pandemi COVID-19, mereka membutuhkan dukungan psikologis, agar dapat menemukan keseimbangan antara pekerjaan (kantor dan rumah) dan pendampingan anak.

Baca Juga

Fakta ini menunjukkan bahwa orang tua perlu berbagi peran dan memaksimalkan dukungan lingkungan yang ada termasuk perangkat rumah tangga, untuk membantu menjaga keseimbangan antara menjaga kesehatan mental diri dan anak. Psikolog anak, Vera Itabiliana Hadiwidjojo S,Psi beberapa waktu lalu mengatakan bahwa memang tidak mudah bagi orang tua untuk menenangkan diri menghadapi situasi penuh ketidakpastian seperti saat ini.

"Namun perlu diingat, kondisi mental anak, sangat bergantung pada orang tuanya. Untuk itu, orang tua perlu mengatur siasat untuk terus saling mendukung dalam menghadapi situasi penuh tantangan seperti saat ini," katanya.

Ditambahkan Vera, kecemasan yang dialami anak umumnya dipengaruhi oleh situasi di sekitarnya termasuk bagaimana orang tua menyikapi sesuatu.

"Jika orang tua cemas berlebihan akan situasi saat ini misalnya, anak akan ikut cemas. Anak bisa menjadi cemas ketika melihat orang tuanya bertengkar, sedih melihat orang tuanya sakit. Cemas karena dilarang bermain di luar, tidak bisa bertemu teman, juga terhadap tugas sekolah yang banyak," katanya.

Ketika mengalami kecemasan, anak akan sering terlihat murung, tidak bersemangat sehingga terkesan malas. Anak juga lebih emosional, sulit tidur atau bahkan tidur terus, pola makan terganggu, menarik diri, serta kehilangan minat atas aktivitas yang biasanya disenangi.

Kiat menjaga kesehatan mentalUntuk menjaga kesehatan mental baik pada orang tua maupun anak, Beko bersama Psikolog anak, Vera Itabiliana Hadiwidjojo dalam keterangannya dikutip Rabu membagikan empat kiat yang bisa dilakukan.

Pertama, berikanlah pemahaman tentang kondisi saat ini secara garis besar pada anak, dengan menggunakan buku cerita, video ataupun animasi yang menjelaskan kondisi saat ini dengan singkat. Kecemasan anak dapat timbul ketika dia melihat banyak yang sakit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement