Rabu 13 Aug 2025 09:58 WIB

Sedihnya Rasulullah SAW saat Tiga Panglimanya Gugur di Medan Perang

Ketiga panglima ini digantikan oleh Khalid bin Walid.

Penampakan makam di Pemakaman Baqi, Kota Madinah, Sabtu (8/6/2024). Jamaah yang datang ke komplek pemakaman keluarga Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam tersebut diizinkan untuk berziarah dengan cara melintasi dan dilarang untuk berhenti. Di komplek Pemakaman Baqi dikebumikan sejumlah keluarga Rasulullah dan para sahabat. Di antaranya Sayyidah Aisyah, Fatimah, Ali bin Abu Thalib, dan sahabat mulia Utsman bin Affan.
Foto: Karta/Republika
Penampakan makam di Pemakaman Baqi, Kota Madinah, Sabtu (8/6/2024). Jamaah yang datang ke komplek pemakaman keluarga Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam tersebut diizinkan untuk berziarah dengan cara melintasi dan dilarang untuk berhenti. Di komplek Pemakaman Baqi dikebumikan sejumlah keluarga Rasulullah dan para sahabat. Di antaranya Sayyidah Aisyah, Fatimah, Ali bin Abu Thalib, dan sahabat mulia Utsman bin Affan.

REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Pada tahun kedelapan hijriyah, Nabi Muhammad SAW mengirimkan sepucuk surat dakwah melalui utusannya yang bernama Harits bin Umair Al Azdy. Dia diutus Nabi untuk menyampaikannya kepada Raja Bushra. 

Namun, utusan ini dibunuh oleh pembesar Bani Ghassan, yaitu Syurahbil bin Amr di Mu'tah, Timur Yordan. Padahal, dalam hukum internasional termasuk pada masa lalu, seorang utusan (diplomat) tak boleh dibunuh. 

Baca Juga

Rasullah sangat marah. Maka, beliau menyiapkan tiga ribu tentara untuk memerangi Mu'tah. Baginda mengangkat Zaid bin haritsah menjadi panglima pasukan itu. 

Nabi berpesan, jika Zaid gugur, maka digantikan oleh Jafar bin Abi Thalib sebagai panglima. Jika Jafar gugur maka jabatan panglima dipegang oleh Abdullah bin Rawahah. Dan, jika Abdulah gugur maka digantikan oleh kaum Muslimin di antara pasukan itu.

Saat pasukan tiba di daerah Ma'an, sebelah timur Yordan, di sana ternyata sudah menunggu ratusan ribu pasukan Romawi. Kaum Muslimin yang berjumlah tiga ribu orang bermusyawarah apakah melapor dengan menulis surat ke Rasulullah menunggu perintah selanjutnya atau lanjut menghadapi Romawi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement