DTHH UGM Bantu Produksi Peti untuk Jenazah Covid-19
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Fakhruddin
DTHH UGM Bantu Produksi Peti untuk Jenazah Covid-19 (ilustrasi). | Foto: ANTARA/ARIF FIRMANSYAH
REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Angka kematian akibat covid di DI Yogyakarta masih terus mengalami kenaikan. Pada akhirnya, peningkatan kebutuhan terhadap peti jenazah untuk pemakaman pasien-pasien covid yang meninggal dunia tidak bisa dihindarkan.
Per 21 Juli 2021, angka kematian akibat covid di DIY mencapai 87 jiwa per hari, sehingga jumlah kematian akibat covid DIY menjadi 2.595 jiwa. Jumlah penambahan kasus terkonfirmasi positif juga terpantau lebih dari 1.500 kasus per hari.
Kasus positif covid di DIY bertambah sebanyak 1.648 kasus, sehingga total kasus positif DIY telah mencapai 97.596 kasus. Penambahan kasus paling banyak berasal dari Bantul, disusul Sleman, Kota Yogyakarta, Gunungkidul, baru Kulonprogo.
Kepala Departemen Teknologi Hasil Hutan (DTHH) Fakultas Kehutanan UGM, Dr Sigit Sunarta mengatakan, mereka tergerak memproduksi peti meringankan kebutuhan itu. Apalagi, mereka juga diinfokan RSUP dr Sardjito dan RSA kekurangan suplai peti.
"Setelah itu, kami di DTHH merasa terpanggil ikut meringankan beban rumah sakit dengan menyediakan peti jenazah buatan kita sendiri," kata Sigit, Kamis (22/7).
Sigit menuturkan, produksi peti jenazah ini merupakan kerja sama dengan relawan bencana Gamping, Sleman, donatur dan mahasiswa. Ada dua tempat produksi yang digunakan, satu di Gamping dan satu di Pengolahan Kayu DTHH di Klebengan.
"Yang sudah jadi kita serahkan ke RSA ada 10, 10 berikutnya hari ini kita kirim, pekan depan kira-kira 10 lagi," ujar Sigit.