Ahad 25 Jul 2021 02:58 WIB

UNESCO Minta Turki Lapor Perkembangan Hagia Sophia

UNESCO mengungkapkan 'keprihatinan besar' atas konsekuensi konversinya menjadi masjid

Rep:  Zahrotul Oktaviani/ Red: Agus Yulianto
Bulan purnama penuh (Supermoon) di atas Hagia Sophia, Istanbul.
Foto: Anadolu Agency
Bulan purnama penuh (Supermoon) di atas Hagia Sophia, Istanbul.

REPUBLIKA.CO.ID, Istanbul -- Komite Warisan Dunia dari badan kebudayaan PBB (Unesco) meminta, Turki menyerahkan laporan tentang status konservasi Hagia Sophia. Laporan ini diharap ada awal tahun depan. Dalam permintaan tersebut, lembaga ini juga mengungkapkan 'keprihatinan besar' atas konsekuensi konversinya menjadi masjid.

Dilansir di Gulf News, Sabtu (24/7), langkah Turki mengubah katedral Hagia Sophia era Bizantium yang dihormati, dari museum menjadi masjid, memicu kemarahan masyarakat internasional dan menambah ketegangan dengan Yunani.

Sebulan kemudian, Ankara memerintahkan gereja Ortodoks kuno lainnya untuk diubah menjadi masjid. The Holy Savior in Chora adalah gereja Bizantium abad pertengahan yang dihiasi dengan lukisan dinding abad ke-14 Penghakiman Terakhir, yang selalu berharga di dunia Kristen.

Kedua perubahan tersebut mencerminkan upaya Presiden Recep Tayyip Erdogan membangkitkan pendukungnya yang lebih konservatif dan nasionalis, pada saat Turki menderita kesengsaraan ekonomi yang disebabkan oleh Covid-19.

Komite Warisan Dunia badan PBB lantas memberikan tenggat waktu bagi Turki untuk menyerahkan "laporan terbaru tentang status konservasi properti”, pada 1 Februari 2022.

"Sangat menyesalkan kurangnya dialog dan informasi atas niat Turki mengubah status museum Hagia Sophia dan Chora," kata komite warisan dunia ini.

Mereka juga menyoroti keprihatinan besar dampak potensial dari perubahan pada komponen-komponen utama ini, terhadap nilai universal yang luar biasa atas properti tersebut.

Tak hanya itu, mereka mendesak Turki untuk terlibat dalam kerja sama dan dialog internasional, sebelum perubahan besar lebih lanjut diterapkan di properti-properti tersebut.

Komite Warisan Dunia bertemu di China untuk sesi tahunannya guna meninjau daftar situs dengan label warisan dunia yang didambakan UNESCO, yang dipandang dapat meningkatkan prestise dan pariwisata. Jika tidak puas dengan status konservasi suatu situs, situs tersebut dapat dimasukkan dalam daftar bahaya atau bahkan dihapus, seperti yang terjadi tahun ini dengan tepi laut kota Liverpool, Inggris.  

 

 

Sumber:

https://gulfnews.com/amp/world/mena/unesco-asks-turkey-for-report-on-hagia-sophia-after-mosque-change-1.80855412

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement