REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah 15 kali meluncurkan guguran lava pijar ke arah tenggara dan barat daya pada Ahad (25/7). Guguran lava pijar ke arah barat daya meluncur 10 kali dengan jarak luncur maksimum 1.500 meter mulai pukul 00.00 sampai 06.00 WIB.
Sedangkan guguran lava ke arah tenggara, meluncur lima kali dengan jarak maksimum 1.000 meter. "Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 100 meter di atas puncak kawah," ujar Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida melalui keterangan resminya di Yogyakarta.
Selain guguran lava pijar, Merapi juga mengalami 25 kali gempa guguran dengan amplitudo 4-26 milimeter (mm) selama 28-102 detik, dua kali gempa hembusan dengan amplitudo 4 milimeter (mm) selama 11.9-13.8 detik. Berikutnya, 54 gempa fase banyak dengan amplitudo 3-22 milimeter (mm) selama 5.6-7.7 detik dan 13 kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 55-75 milimeter (mm) selama 8.7-13.2 detik, dan satu kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 8 milimeter (mm) selama 61 detik.
Sementara, untuk periode pengamatan pada Sabtu (24/7) malam, pukul 18.00-24.00 WIB, Gunung Merapi mencatatkan delapan kali meluncurkan guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 1.200 meter ke arah barat daya dan enam kali ke tenggara sejauh 1.000 meter. Hingga kini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.
Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan berdampak pada wilayah sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih. Jika terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak gunung.