Rabu 28 Jul 2021 05:30 WIB

Membentuk Perilaku Anak Peduli Lingkungan Sejak Dini

Ada tiga konsep yang bisa diterapkan orang tua agar anak peduli dengan lingkungan.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Nora Azizah
Ada tiga konsep yang bisa diterapkan orang tua agar anak peduli dengan lingkungan.
Foto: PxHere
Ada tiga konsep yang bisa diterapkan orang tua agar anak peduli dengan lingkungan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog Klinis Anak dari Rumah Dandelion, Reti Oktania menjelaskan orang tua bisa membentuk perilaku anak yang peduli terhadap lingkungan dengan menerapkan konsep 3R, yaitu Routine, Ritual, dan Rules.

“Orang tua dapat menciptakan rutinitas bersama anak yang berhubungan dengan merawat lingkungan, dimulai dari rutinitas memilah sampah setiap hari,” kata Reti dalam Webinar 'Ajak Anak Pilah Sampah, Yuk!', akhir pekan lalu.

Baca Juga

Setelah memiliki rutinitas, Reti mengatakan orang tua bisa membuat ritual yang menarik bagi anak, misalnya membuat mainan edukatif berasal dari material sampah yang telah dipilah setiap akhir pekan bersama orang tua. Selain itu, orang tua bisa membuat rules atau aturan yang disepakati bersama anak, misalnya anak dilibatkan untuk membantu membuang sampah di tempat sampah terpilah.

Reti menekankan bahwa untuk membentuk perilaku dan karakter anak itu, maka orang tua perlu memberikan contoh terlebih dahulu.

“Sebaiknya start with example, yaitu orang tua memberikan contoh bagaimana memilah sampah dilakukan,” ujar dia.

Selain itu, Reti melanjutkan do with prompt, karena anak-anak masih perlu diingatkan secara verbal, maupun visual. Dia menjelaskan bahwa verbal prompt dilakukan dengan mengingatkan anak secara langsung melalui ucapan.

Sementara itu, visual prompt dapat dilakukan dengan menaruh gambar-gambar atau tulisan terkait di tempat sampah terpilah. Tujuannya agar anak lebih tertarik membuang sampah di tempat sampah terpilah yang sudah disediakan di rumah.

Terakhir, Reti menyarankan orang tua memberikan apresiasi yang spesifik. Artinya, orang tua dapat menyampaikan terima kasih setelah anak berhasil menghabiskan makanan, atau memilah sampah, sambil diberikan pemahaman yang sederhana.

Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Novrizal Tahar mengatakan bahwa persoalan sampah terbesar di Indonesia itu terletak pada kesadaran masyarakat. Menurut data Biro Pusat Statistik (BPS) pada 2018, sebanyak 72 persen masyarakat Indonesia tidak peduli terhadap persoalan sampah.

Karena itu, menurut dia, ada tiga hal yang bisa dilakukan sebagai orang tua dan pendidik, pertama, menyampaikan literasi baru “Sampahku, Tanggung Jawabku” untuk membantu mengurangi sampah dan mengatasi persoalan sampah dari sumbernya. Kedua, membangun budaya dan menerapkan gaya hidup minim sampah. Ketiga, mengurangi sampah sisa makanan, dengan cara membiasakan diri menghabiskan makanan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement