REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Spotify mengatakan jumlah total pendengarnya naik 22 persen menjadi 365 juta pada kuartal kedua 2021. Layanan streaming musik global tersebut menyebutkan laju pertumbuhan ini lebih lambat dari yang diharapkan.
Spotify menjelaskan, perlambatan pertumbuhan total pendengar, Spotify kembali menunjuk pada efek Covid-19 di beberapa wilayah. Pandemi telah mengurangi minat orang untuk mendengarkan musik saat bepergian. Seseorang tidak dapat pergi terlalu jauh selama karantina wilayah.
Spotify juga secara samar-samar menyalahkan kendala yang mempersulit pendengar baru untuk mendaftar di platform pihak ketiga global yang tidak ditentukan, tanpa menyebutkan nama. Namun, kendala tersebut telah diperbaiki sekarang.
Dilansir dari CNET, Kamis (29/7), Spotify sudah sangat berhati-hati tentang pertumbuhan tahun ini karena pandemi Covid-19 dan memperketat ekspektasi total pendengar selama setahun penuh. Spotify berharap dapat menutup tahun dengan antara 400 juta dan 407 juta pendengar yang mendengarkan setidaknya sebulan sekali. Tiga bulan lalu, Spotify menargetkan 402 juta hingga 422 juta pendengar aktif pada 2021 ini.
Namun dalam periode terakhir, anggota berbayar Spotify yang memungkinkan pendengar mendapat layanan tanpa iklan naik 20 persen menjadi 165 juta, memenuhi ekspektasi. Spotify menghasilkan lebih banyak uang dari pelanggan berbayar daripada yang mendengarkan gratis dengan iklan.
Bahkan dengan perlambatan total pendengar, angka terbaru menegaskan kembali dominasi Spotify dalam musik berlangganan di seluruh dunia. Perusahaan tampaknya tetap berada di atas pesaingnya, Apple Music. Apple tidak secara rutin mengungkapkan keanggotaan berbayarnya dan belum menyuguhkan pembaruan lebih dari dua tahun.