Kamis 29 Jul 2021 20:17 WIB

In Picture: Operasional di PLTP Lahendong Tomohon

PLTP Lahendong tersebut memiliki empat pembangkit dan telah beroperasi penuh..

Rep: Adwit B Pramono/ Red: Yogi Ardhi

Pekerja melakukan pengawasan operasional di Area situs Pembangkit Listrik tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong, Tomohon, Sulawesi Utara, Kamis (29/7/2021). Berdasarkan draft Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) Perusahaan Listrik Negara (PLN) tahun 2021-2030, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan porsi pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 48 persen atau 20 gigawatt (GW), meningkat 30 persen dibanding RUPTL 2019-2028 dan dalam kurun waktu sepuluh tahun ke depan usulan penambahan pembangkit mencapai 41 gigawatt (GW). (FOTO : Antara/Adwit B Pramono)

Petugas melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan operasional di Area situs Pembangkit Listrik tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong, Tomohon, Sulawesi Utara, Kamis (29/7/2021). Berdasarkan draft Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) Perusahaan Listrik Negara (PLN) tahun 2021-2030, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan porsi pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 48 persen atau 20 gigawatt (GW), meningkat 30 persen dibanding RUPTL 2019-2028 dan dalam kurun waktu sepuluh tahun ke depan usulan penambahan pembangkit mencapai 41 gigawatt (GW). (FOTO : Antara/Adwit B Pramono)

Petugas melakukan pengawasan dan pemeriksaan operasional di Pembangkit Listrik tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong, Tomohon, Sulawesi Utara, Kamis (29/7/2021). PLTP pertama di Sulut yang dibangun secara bertahap pada 2001-2011 tersebut memiliki empat pembangkit dan telah beroperasi penuh dengan kapasitas maksimal 4x20 Mega Watt (MW), serta mampu melayani 60.000-80.000 rumah dengan kisaran rata-rata daya 1.300 VA di wilayah Sulawesi Utara - Gorontalo. (FOTO : Antara/Adwit B Pramono)

Seorang pekerja menunjukkan maket Pembangkit Listrik tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong, Tomohon, Sulawesi Utara, Kamis (29/7/2021). PLTP pertama di Sulut yang dibangun secara bertahap pada 2001-2011 tersebut memiliki empat pembangkit dan telah beroperasi penuh dengan kapasitas maksimal 4x20 Mega Watt (MW), serta mampu melayani 60.000-80.000 rumah dengan kisaran rata-rata daya 1.300 VA di wilayah Sulawesi Utara - Gorontalo. (FOTO : Antara/Adwit B Pramono)

Pekerja melakukan pengawasan di ruang kendali Pembangkit Listrik tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong, Tomohon, Sulawesi Utara, Kamis (29/7/2021). PLTP pertama di Sulut yang dibangun secara bertahap pada 2001-2011 tersebut memiliki empat pembangkit dan telah beroperasi penuh dengan kapasitas maksimal 4x20 Mega Watt (MW), serta mampu melayani 60.000-80.000 rumah dengan kisaran rata-rata daya 1.300 VA di wilayah Sulawesi Utara - Gorontalo. (FOTO : Antara/Adwit B Pramono)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, LAHENDONG -- Petugas melakukan pengawasan dan pemeriksaan operasional di Pembangkit Listrik tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong, Tomohon, Sulawesi Utara, Kamis (29/7/2021). PLTP pertama di Sulut yang dibangun secara bertahap pada 2001-2011 tersebut memiliki empat pembangkit dan telah beroperasi penuh dengan kapasitas maksimal 4x20 Mega Watt (MW), serta mampu melayani 60.000-80.000 rumah dengan kisaran rata-rata daya 1.300 VA di wilayah Sulawesi Utara - Gorontalo. 

sumber : Antara Foto
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement