Jumat 30 Jul 2021 13:24 WIB

Informasi tak Jelas jadi Ancaman untuk Pengendalian Pandemi

Diharapkan, pemerintah agar mengubah strategi penanganan dan pengendalian wabah ini. 

Rep: Febrian Fachri/ Red: Agus Yulianto
Epidemiolog Universitas Andalas, Defriman Djafri.
Foto: Istimewa
Epidemiolog Universitas Andalas, Defriman Djafri.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Epidemiolog Universitas Andalas, Defriman Djafri, mengatakan, salah satu tantangan besar dalam pengendalian pandemi Covid adalah infodemi yang tidak benar. Sehingga, masyarakat yang diharapkan sadar disiplin protokol kesehatan mengalami missinformasi, disinformasi dan malinformasi.

“Informasi pandemi yang tidak benar diterima masyarakat yang akan mempengaruhi pengetahuan, sikap dan tindakan manusia berperilaku yang tidak aman setiap aktivitas dilakukan selama pandemi ini. Infodemi yang tidak benar, jelas menjadi ancaman nyata saat ini  dan akan datang,” kata Defriman, kepada Republika, Jumat (30/7).

Tanpa disadari, menurut Defriman, upaya pengendalian pandemi saat sekarang sangat dipengaruhi infodemi yang menyesatkan ini. Ia menyarankan, pemerintah agar mengubah strategi penanganan dan pengendalian wabah ini. 

Karena penanganan pandemi memerlukan solidaritas bersama untuk menyamakan persepsi mengenai wabah ini. Kemudian, kata dia, koordinasi dan konstribusi pendekatan berbagai bidang ilmu juga sangat diperlukan.  

“Yang perlu diatur bukan virusnya, tetapi manusianya dan informasinya. Ahli inilah yang saat ini dicari, yg mampu membuat strategi mengatur dan memberikan bekal pada manusia (host) agar mampu beradaptasi dengan cerdas kedepan, ketika kita semua menginginkan produktivitas ekonomi, sosial dan keagamaan tetap terus berjalan kedepan,” ucap Defriman.

Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Provinsi Sumatra Barat itu menjelaskan, dalam ilmu dasar epidemiologi, ada istilah kesetimbangan antara Agent, Host dan Environment. Menurut Defriman hal Ini yang harus dijaga supaya ketiga komponen tersebut berinteraksi antara satu dan lainnya. 

Karena pandemi Covid-19 saat ini sebagai agen Covid-19 dan host adalah manusia sebagai penjamu, dan lingkungan sebagai pendukung interaksi ketiga komponen tersebut.

“Jadi, jika kita pahami pola virus mengikuti pola host atau manusianya. Dalam terminologi ini, sangat mudah kita menjawab, kapan pandemi ini berakhir, jawabanya ketika manusianya sudah dapat beradaptasi dengan cerdas terhadap agent yang ada,” ujar Defriman.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement