Selasa 03 Aug 2021 11:49 WIB

LPEI Resmi Luncurkan Desa Devisa Kopi di Subang

LPEI memberikan jasa konsultasi dalam bentuk pendampingan kepada 208 petani.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Petani kopi di Desa Devisa Kopi di Subang.
Foto: Dok LPEI
Petani kopi di Desa Devisa Kopi di Subang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank meluncurkan Desa Devisa Kopi di Subang bekerja sama dengan Koperasi Gunung Luhur Berkah (GLB). Desa Devisa menjadi desa ketiga melalui produk kopi varietas arabika (java preanger) dan robusta berasal dari ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut.

Direktur Eksekutif LPEI D James Rompas mengatakan, program desa devisa merupakan upaya pengembangan masyarakat dengan mengedepankan keunikan komoditas. Maka itu, LPEI memberikan jasa konsultasi dalam bentuk pendampingan kepada 208 petani di enam desa yaitu Cisalak, Nagrak, Cupunagara, Darmaga, Sukaketi, dan Pasanggrahan. 

“Pendampingan dan pelatihan yang diberikan mulai dari aspek produksi hingga mekanisme ekspor yang diharapkan dapat membantu menciptakan komoditi yang berkualitas dengan daya saing yang tinggi,” ujarnya saat konferensi pers virtual, Selasa (3/8).

Dia menyampaikan, pihaknya optimis dan yakin dengan potensi Subang akan komoditas kopinya. Dia pun berharap, melalui program pelatihan selama enam bulan ke depan dapat meningkatkan kapasitas petani, sehingga kualitas biji kopinya juga dapat memenuhi kebutuhan ekspor. 

"Kami juga berharap, kolaborasi yang terjalin antara Koperasi Gunung Luhur Berkah dan Pemerintah Daerah Subang dapat menjadi salah satu solusi awal di tengah kondisi pandemi yang kita hadapi,” ucapnya.

Di balik program ini, terdapat harapan-harapan dari lubuk hati para petani, salah satunya Erni Fitriani, Ketua Poktan Penangkar Benih GLB. “Alhamdulillah program ini dapat semakin menyerap tenaga kerja masyarakat sekitar, harapan kedepannya dengan program Desa Devisa, kami akan diberikan bantuan akses permodalan untuk pembenihan kami supaya lebih besar dan hasil panennya nanti dapat dimanfaatkan untuk memenuhi pasar lokal dan pasar internasional,” ucap Erni.

Harapan lain pun disampaikan anggota kelompok tani penangkar benih GLB Ceu Bedah. “Adanya program Desa Devisa, ibu-ibu di sini bisa bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan sekolah anak. Saya berharap kedepannya juga bisa nabung dapat umroh," tambahnya.

Bupati Subang Ruhimat  juga mengajak petani yang mengikuti pendampingan agar berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini dengan sebaik-baiknya sehingga memberikan dampak positif bagi para petani. 

“Saya berharap dengan kegiatan ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya, yaitu petani kopi Subang menjadi maju dan lebih sejahtera. Kopi Subang mendunia dan menjadi jalan kesejahteraan masyarakat Subang. Kami apresiasi program Desa Devisa yang diinisiasi oleh LPEI dalam membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Subang,” ungkapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement