Selasa 10 Aug 2021 22:04 WIB

Ini 5 Komorbid Paling Berisiko di Sumbar

Pemda di Sumbar direkomendasikan mengaudit kematian akibat Covid-19.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Fuji Pratiwi
Virus Covid-19 (ilustrasi). Epidemiolog Universitas Andalas menyebut ada lima komorbid paling berisiko memicu kematian akibat Covid-19.
Foto: Pixabay
Virus Covid-19 (ilustrasi). Epidemiolog Universitas Andalas menyebut ada lima komorbid paling berisiko memicu kematian akibat Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Epidemiolog Universitas Andalas, Defriman Djafri, mengatakan hasil analisis data Covid-19 yang dia lakukan, terlihat ada komorbid yang paling beresiko kematian akibat Covid-19 di Sumatra Barat. Yakni ARDS, pneumonia, kanker, PPOK, dan diabetes.

"Setelah dilihat, lima komorbid ini yang paling beresiko. Ini yang ditakutkan pihak rumah sakit," kata Defriman, di Padang, Sumbar pada Selasa (10/8).

Baca Juga

Defriman mengungkapkan, hasil analisis data yang dihimpun dari 25 Maret 2020 sampai 7 Juni 2021. Dari dihimpun tersebut, kasus konfirmasi positif Covid-19 sebanyak 46.005 orang, isolasi mandiri sebanyak 2.554 orang, isolasi terpusat atau di fasilitas pemerintah 215 orang dan tidak diketahui 344 orang.

Kemudian jumlah pasien yang sembuh, meninggal dunia dan dirawat sebanyak 42.902 orang. Dengan rincian dirawat 594 orang, meninggal dunia dan sembuh 42.308 orang.

Defriman merekomendasikan kepada pemerintah daerah di Sumbar agar mengaudit kematian akibat Covid-19. Supaya dapat melihat kematian secara langsung atau tidak langsung akibat Covid-19 di Sumbar.

Defriman khawatir, kasus kematian akibat Covid-19 di Sumbar terjadi karena ada keterlambatan penanganan medis, keterlambatan diagnosis, atau kurangnya sarana dan prasarana.

"Itu yang belum terungkap di data itu. Kita sama-sama tahu, oksigen sempat tidak ada, ada pasien ditolak. Bisa enggak kita dalami kajian ini? Butuh keterbukaan dari rumah sakit," ucap Defriman.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement