REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) melakukan investigasi atas temuan beras bantuan sosial yang disebut kurang layak, di Desa Kedungrejo, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo. Banyak warga yang mengeluhkan beras bantuan sosial yang diterimanya menggumpal dan beraroma tidak sedap.
Kepala Cabang Bulog Wilayah Surabaya Utara Nurjuliansyah mengatakan, investigasi dilakukan untuk mengetahui secara pasti penyebab beras bansos memiliki aroma tidak sedap. "Tim internal sedang melakukan investigas," kata Nurjuliansyah dikonfirmasi, Jumat (13/8).
Nurjuliansyah mengaku, beras bansos yang dikeluarkan Bulog dalam kondisi bagus. Nurjuliansyah juga mengaku, pihaknya selalu menerapkan sistem quality control pada setiap beras yang didistribusikan kepada masyarakat.
"Apalagi ini bansos untuk masyarakat kurang mampu, kami pasti berikan yang terbaik," ujarnya.
Beras tersebut didistribusikan oleh Bulog kepada pihak kelurahan pada 2 Agustus 2021 untuk ldisimpan di dalam gudang penyimpanan sementara, sebelum akhirnya didistribusikan kepada masyarakat. Sepekan kemudian, Bulog mengaku menerima laporan temuan beras beraroma tak sedap dari pendamping program.
"Hari itu juga kami langsung ganti beras tersebut sebanyak 17 paket 10 kilogram," ujar Nurjuliansyah.
Nurjuliansyah memastikan beras yang disimpan di tempat penyimpanan sementara itu belum dibagikan kepada warga. Ia menegaskan, ketika beras bansos ditemukan busuk, tidak mungkin didistribusikan kepada masyarakat.
Sebelumnya ditemukan beras bansos di Sidoarjo menggumpal dan beraroma busuk. Wakil Gubernur Jatim yang juga Ketua Rumpun Bansos Satgas Penanganan Covid-19 Jatim mengaku sudah menerima laporan tersebut beberapa hari lalu dan sudah mengkoordinasikan dengan pihak Bulog.