REPUBLIKA.CO.ID,TASIKMALAYA -- Pasar Ciawi Kabupaten Tasikmalaya mengalami kebakaran pada Ahad (15/8) sore. Sedikitnya terdapat 35 kios dan 35 lapak PKL yang terbakar dalam kejadian itu.
Kepala UPTD Pasar Ciawi, Helen Wahyudi mengatakan, perkiraan barang dagangan yang terbakar dalam kejadian itu mencapai Rp 1,3 miliar. Sementara untuk bangunan mencapai Rp 2 miliar.
"Total kerugian diperkirakan mencapai Rp 3,275 miliar," kata dia di lokasi kejadian, Ahad malam.
Helen mengatakan, pihaknya akan mendata kerugian yang diderita oleh para pedagang. Rencananya, pendataan itu akan dilakukan pada Senin (16/8). Setelah itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Tasikmalaya untuk langkah selanjutnya.
Ia menyebutkan, kebakaran hanya terjadi di Blok A Pasar Ciawi. Di blok itu, pedagang menjual bermacam-macam barang. "Ada yang jual emas, pakaian, kosmetik, dan lain-lain. Ini baru sekali kejadian," kata dia.
Helen masih belum bisa memastikan penyebab terjadinya kebakaran. Menurut dia, hal itu menjadi kewenangan aparat kepolisian. "Soalnya saya datang ke sini sudah terbakar," kata dia.
Salah seorang penjual emas di pasar itu, Deba Syarif (17) mengatakan, mendapat informasi adanya kebakaran dari ayahnya yang sedang berada di pasar. Sebab, saat itu tokonya sedang tutup. Setelah itu, ia mencoba datang ke lokasi. "Pas dilihat, toko saya juga kena," kata dia.
Sampai Ahad sekitar pukul 20.00 WIB, Deba belum bisa memasuki tokonya. Petugas yang mencoba memadamkan api masih melarang para pemilik toko untuk masuk. Namun, ia memperkirakan, kerugian akibat kebakaran itu mencapai puluhan juta rupiah. "Lebih dari Rp 50 juta kayaknya," ujar dia.
Berdasarkan informasi yang didapati Deba, api yang membuat kebakaran itu berasal dari lapak PKL. Namun, ia belum bisa memastikan lantaran tak berada di lokasi saat kejadian.
Ia berharap, ke depan fasilitas alat pemadam api lebih lengkap di setiap kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya. Menurut dia, ketika api di Pasar Ciawi menjalar, petugas pemadam kebakaran tak langsung berada ke lokasi. Sebab, kendaraan pemadam harus didatangkan dari wilayah sekitar pusat pemetintahan Kabupaten Tasikmalaya, yang jarak waktunya ke lokasi sekitar 45 menit.
Menurut dia, apabila terdapat alat pemadam lengkap di Kecamatan Ciawi, kebakaran di Pasar Ciawi tak sampai meluas. "Lalu juga harus ada sosialisasi ke masyarakat agar kalau terjadi kebakaran harus seperti apa. Soalnya tadi banyak orang, tapi malah video-in dan halangin jalan," kata dia.
Ia juga berharap pemerintah dapat merelokasi pasar yang terbakar untuk sementara waktu. Dengan begitu, ia masih bisa berjualan.
Camat Ciawi, Asep Suhendar mengatakan, kejadian kebakaran itu tentu sangat merugikan para pedagang. Apalagi, saat ini masih dalam situasi pandemi Covid-19.
Namun, ia bersyukur kebakaran tak menjalar lebih luas. Dalam kebakaran itu juga tak ada korban jiwa.
"Alhamdulillah kebakaran hanya di satu blok. Itu pun tak semua kios terbakar. Blok ini ada 70 kios, tapi yang terbakar setengahnya. Tidak menyambar ke yang lain," kata dia.
Ia mengatakan akan segera berkoordinasi dengan dinas terkait untuk menentukan langkah selanjutnya. Ia berharap dinas terkait dapat menyediakan lapak darurat sementara, agar para pedagang yang terdampak kebakaran tetap bisa berjualan.
Berdasarkan pantauan Republika di lokasi hingga sekitar pukul 21.00 WIB, petugas sudah bisa memadamkan api. Namun, masih terdapat asap kebakaran yang membumbung tinggi. Petugas masih terus berupaya untuk menyemprotkan air ke sumber asap itu.