Vaksinasi untuk Ibu Hamil Digelar di UGM
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Seorang ibu hamil mendapatkan suntikan vaksin platform inactivated Sinovac saat Vaksinasi COVID-19 untuk ibu hamil, di Grha Sabha Pramana, Univesitas Gadjah Mada (UGM), Sleman, D.I Yogyakarta, Kamis (19/8/2021). Pemda D.I Yogyakarta akan memberikan Vaksinasi COVID-19 kepada sekitar 14 ribu ibu hamil di D.I Yogyakarta dan ditargetlan selesai pada Oktober 2021 mendatang. | Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sebanyak 1.100 ibu hamil menerima vaksinasi di Grha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Vaksinasi terselenggara atas kerja sama sejumlah elemen untuk mendukung langkah perluasan sasaran vaksinasi dan menekan angka kematian akibat covid.
Dekan Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) UGM, Prof Ova Emilia mengatakan, sebagai salah satu kelompok paling rentan, ibu hamil yang terinfeksi covid memiliki risiko lebih besar untuk mengalami perburukan.
Serta, memerlukan perawatan di ruang intensif, terlebih dengan merebaknya varian Delta. Salah satu langkah strategis yang dapat diambil, selain preventif standar lewat pola hidup sehat dan menerapkan protokol kesehatan, tidak lain vaksinasi.
"Mortalitas ibu hamil meningkat dan memang ibu hamil merupakan kelompok risiko tinggi, sehingga perlu peningkatan daya tahan tubuh. Vaksinasi kelompok ibu hamil ini dilakukan berdasarkan SE Kemenkes yang ditetapkan 2 Agustus 2021," kata Ova, Kamis (19/8).
Rekomendasi percepatan dan perluasan vaksinasi ibu hamil, terutama yang tinggal di daerah transmisi infeksi tinggi atau tenaga kesehatan juga sudah dikeluarkan. Termasuk, untuk ibu hamil baik dengan risiko tinggi maupun ibu hamil dengan risiko rendah.
Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X, menyampaikan apresiasi kepada FK-KMK UGM dan pihak-pihak yang terlibat atas kontribusi nyata yang dilakukan dalam rangka memfasilitasi kegiatan vaksinasi terhadap ibu hamil. Terutama, yang ada di DIY.
Paku Alam berharap, vaksinasi ini dapat menjadi salah satu langkah penting untuk mengurangi dampak covid kepada ibu hamil. Ia juga mengingatkan untuk tetap memerhatikan penerapan protokol kesehatan meski telah divaksinasi.
"Mari berjuang bersama untuk mewujudkan seluruh wilayah DIY menjadi zona hijau terbebas dari ancaman covid," ujar Paku Alam.
Proses vaksinasi sendiri dimulai dari tahap pendaftaran, skrining, penyuntikan, dan observasi 15 menit. Skrining sangat penting agar tidak ada kontraindikasi terhadap vaksin dan observasi untuk memantau kondisi pasca penyuntikan vaksin.
Terpisah, Baznas Sleman juga menggelar vaksinasi santri-santri ponpes Muhammadiyah dan NU di Sleman City Hall. Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa menuturkan, ini jadi usaha mewujudkan target vaksinasi 15 ribu per hari.
Ia mengingatkan, vaksinasi ini merupakan salah satu usaha untuk mengurangi dampak penyebaran covid di Sleman. Danang berharap, kegiatan ini juga jadi dorongan bagi ormas-ormas lain di Sleman untuk melaksanakan vaksinasi.
"Dengan kegiatan gotong royong seperti ini saya yakin target akan terpenuhi," kata Danang.