Kamis 19 Aug 2021 20:17 WIB

Mengapa Pasien Covid-19 Sampai Alami Gejala Neurologis?

Studi molekuler ungkap penyebab gejala neurologis yang dialami pasien Covid-19.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Reiny Dwinanda
Brain fog setelah sembuh dari Covid-19 (ilustrasi). Kondisi tersebut makin banyak ditemukan pada pasien Covid-19 dengan gejala berat.
Foto: Republika/M Syakir
Brain fog setelah sembuh dari Covid-19 (ilustrasi). Kondisi tersebut makin banyak ditemukan pada pasien Covid-19 dengan gejala berat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studi molekuler paling komprehensif terkini tentang jaringan otak dari orang yang meninggal karena Covid-19 memberikan bukti yang jelas bahwa SARS-CoV-2 menyebabkan perubahan molekuler pada otak. Hal itu membantu menjelaskan penyebab 80 persen pengidap Covid-19 yang dirawat di rumah sakit sampai mengalami gejala neurologis.

"Ciri yang ditinggalkan virus di otak menunjukkan adanya peradangan hebat dan terganggunya sirkuit otak, menyerupai ciri yang telah diamati pada penyakit Alzheimer, Parkinson, atau penyakit neurodegeneratif lainnya," kata penulis senior Tony Wyss-Coray, PhD, profesor neurologi dan ilmu saraf dari Stanford School of Medicine di Amerika Serikat, dikutip dari Medscape Medical News, Kamis (19/8).

Baca Juga

Wyss-Coray mengungkapkan, sepertiga orang yang terinfeksi SARS-CoV-2 menunjukkan gejala neurologis, termasuk kabut otak, masalah memori, dan kelelahan. Semakin banyak orang memiliki gejala seperti itu lama setelah pulih dari infeksi virus. Fenomena ini dikenal sebagai long-Covid.

"Namun, kita selama memiliki pemahaman yang sangat sedikit tentang bagaimana virus menyebabkan gejala-gejala ini dan apa pengaruhnya pada otak pada tingkat molekuler," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement