Senin 23 Aug 2021 18:10 WIB

Kaspersky Gagalkan 330 Ribu Malware Seluler di Asia Tenggara

Dua pertiga responden menggunakan perangkat pribadi untuk bekerja dari rumah.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Ani Nursalikah
Kaspersky Gagalkan 330 Ribu Malware Seluler di Asia Tenggara
Foto: Flickr
Kaspersky Gagalkan 330 Ribu Malware Seluler di Asia Tenggara

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan keamanan siber global Kaspersky telah mendeteksi dan memblokir setidaknya 382.578 serangan seluler terhadap pengguna di Asia Tenggara selama paruh pertama 2021. Ini meningkat 14 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu dengan 336.680 insiden. Serangan seluler yang terdeteksi dan diblokir mencakup pengguna Kaspersky umum dari wilayah tersebut.

Meskipun Bring Your Own Device (BYOD) telah menjadi tren sebelum pandemi, penggunaannya kini telah meningkat secara eksponensial sejak 2020, karena perusahaan mengadaptasi infrastruktur TI mereka untuk kelangsungan bisnis. Hal ini, pada gilirannya juga membutuhkan peran karyawan dalam keamanan jaringan perusahaan.

Baca Juga

Sebuah survei yang dilakukan oleh Kaspersky tahun lalu mengungkapkan lebih dari dua pertiga responden menggunakan perangkat pribadi untuk bekerja dari rumah. Selain itu, karyawan juga menggunakan perangkat kerja mereka untuk aktivitas pribadi, seperti menonton video dan konten pendidikan, membaca berita, serta bermain gim video.

Temuan paling menarik lainnya, 33 persen dari 6.017 karyawan yang disurvei secara global tahun lalu mengaku menggunakan perangkat kantor mereka untuk menonton konten dewasa, jenis konten yang sering menjadi sasaran para pelaku kejahatan siber. General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky Yeo Siang Tiong mengatakan laptop adalah perangkat utama tetapi perangkat seluler juga telah digunakan untuk mengakses email kantor dan sistem terkait pekerjaan bahkan sebelum pandemi terjadi. Ini adalah praktik yang berisiko tetapi diketahui perangkat yang sama ini juga digunakan untuk kepentingan pribadi dan mengakses berbagai hiburan lainnya.

“Dengan tren yang semakin merajalela saat lingkungan rumah menjadi tempat kerja virtual, perusahaan harus meninjau kembali kebijakan, hak akses dan pengaturan keamanan para karyawannya untuk memblokir upaya pelaku kejahatan siber yang memasuki jaringan perusahaan melalui ponsel cerdas yang terinfeksi,” kata Yeo melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id, Senin (23/8).

Malware seluler (mobile malware) mengacu pada perangkat lunak berbahaya secara khusus ditargetkan untuk menginfeksi perangkat seluler termasuk handset, tablet dan perangkat pintar lainnya. Sementara malware seluler belum cukup kuat untuk menyerang rekanan PC dalam hal volume atau kompleksitas, para ahli melihat lebih banyak malware khusus seluler yang dirancang untuk memangsa fitur ponsel cerdas atau kerentanan tablet.

Di era kerja jarak jauh yang berkelanjutan, mobile malware dapat mencuri data pribadi individu tetapi juga menjadi landasan untuk serangan yang ditargetkan terhadap perusahaan tempat para pengguna bekerja. Sejak 2020, telemetri Kaspersky telah memantau dan memblokir tidak kurang dari seratus ribu serangan mobile malware di Asia Tenggara per kuartal. Tiga bulan pertama tahun 2021 mencatat jumlah tertinggi sejak tahun lalu dengan 205.995 insiden yang terdeteksi.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement