Selasa 24 Aug 2021 12:58 WIB

Gubernur Kalsel Imbau Warga terpapar Covid-19 tidak Isoman

Penularan Covid-19 di provinsi itu masih cukup tinggi.

Warga berjalan di kawasan wisata Menara Pandang, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (3/8/2021). Pemerintah Kota Banjarmasin memutuskan untuk melanjutkan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) hingga 8 Agustus 2021 karena masih tingginya kasus aktif COVID-19 yaitu sebanyak 1.850 orang per 2 Agustus 2021 berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin.
Foto: Antara/Bayu Pratama S
Warga berjalan di kawasan wisata Menara Pandang, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (3/8/2021). Pemerintah Kota Banjarmasin memutuskan untuk melanjutkan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) hingga 8 Agustus 2021 karena masih tingginya kasus aktif COVID-19 yaitu sebanyak 1.850 orang per 2 Agustus 2021 berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin.

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Pejabat Gubernur Kalimantan Selatan Safrizal mengimbau warga yang positif Covid-19 jangan isolasi mandiri (isoman), tapi datang ke tempat-tempat isolasi terpusat (isoter) yang ada di daerahnya masing-masing. Safrizal di Banjarmasin, Selasa (24/8), mengatakan, hampir semua kabupaten/kota di provinsi ini sudah menyiapkan isoter bagi warga yang terpapar Covid-19 yang memenuhi standar perawatankarena dapat dimonitor langsung oleh tenaga kesehatan.

"Boleh isolasi mandiri di rumah kalau memenuhi syarat, tidak berpotensi menularkan ke lain. Kalau tidak memenuhi syarat itu apalagi tidak dapat dimonitor tenaga kesehatan, segera ke isoter saja," ujarnya.

Dia pun meminta aparat pemerintah di tatanan terbawah, yakni, kecamatan, kelurahan maupun desa untuk mencek kondisi warganya yang isolasi mandiri di rumah, termasuk tempat isolasi mandirinya apakah sudah memenuhi syarat.

"Kalau didapati tidak memenuhi syarat bujuk untuk ke isoter, demi keselamatan dan kesehatan keluarganya yang lain," tutur Safrizal.

Tujuannya, semua warga yang terpapar Covid-19 di provinsi ini bisa termonitor oleh tenaga kesehatan. Jangan ada lagi warga yang kondisi memburuk karena isolasi mandiri ini hingga terlambat ditangani.

"Angka kematian yang tinggi saat ini karena terlambat ditangani, oleh karena dibawa ke rumah sakit sudah dalam kondisi kritis," papar Safrizal.

Menurut dia, langkah yang cukup efektif untuk menangani penularan Covid-19 di provinsi ini salah satunya mengumpulkan warga terpapar Covid-19 dalam satu tempat isolasi terpusat, sehingga dapat dicegah menularkan ke lain secara luas.

Penularan Covid-19 di provinsi itu masih cukup tinggi, bahkan angka kematiannya rata-rata di atas 10 setiap harinya. Karenanya beberapa daerah masih status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 hingga 6 September.

Angka kematian Covid-19 di Kalsel pada Senin (23/8), kemarin dilaporkan Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel kembali bertambah sebanyak 19 orang, hingga totalkini sudah sebanyak 1.996 orang. Sementara itu, angka penambahan warga terpapar Covid-19 di 13 kabupaten/kota di provinsi ini sebanyak 297 orang hingga total sudah sebanyak 63.224 orang.

Untungnya, angka kesembuhan naik tajam, yakni, 892 orang, hingga totalsudah sebanyak 50.846 orang.Persentase kesembuhan COVID-19 di Kalsel sebesar 80,42 persen, dirawat sebesar 16,42 persen dan meninggal dunia sebesar 3,16 persen.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement