REPUBLIKA.CO.ID, Pandemi Covid-19 meninggalkan luka mendalam bagi anak-anak. Tidak sedikit diantara mereka yang harus ditinggal orang tua karena virus mematikan itu. Di Kalimantan, banyak yang kehilangan orang tua karena dampak serangan Covid-19 sehingga dikhawatirkan mereka tidak bisa melanjutkan sekolah dan kuliah.
Azza Ilman Kustianto (18 tahun) anak pertama dari empat bersaudara pasangan almarhum Dwi Kustianto dan almarhumah Sarjiyah, awalnya mengurungkan niat untuk melanjutkan kuliah di Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin.Azza mengaku, kendati telah diterima sebagai mahasiswa baru di ULM, dia belum bisa meneruskan rencana tersebut karena kedua orang tuanya meninggal dunia pada akhir Juli dan awal Agustus 2021 akibat serangan Covid-19. Azza harus memendam dalam-dalam citanya untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
Kakak dari Sabrina Sabilillah Kustianto (15), Aqila Sabilillah Kustianto (8) dan Kansha Arsila Kustianto (3,5) ini memilih untuk tidak melanjutkan kuliah, karena hendak bekerja. Dia memutuskan untuk membantu tante dan pamannya, membesarkan adik-adiknya.Sepeninggal kedua orangtuanya, kini Azza dan seluruh adiknya bersama keluarganya di Banjarbaru.
Melihat kondisi tersebut, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XI Kalimantan Udiansyah tergerak untuk mendatangi langsung keluarga korban. Dia menjenguk kondisi anak-anak yang kini perlu mendapatkan dukungan dari seluruh pihak.Selain untuk menyampaikan rasa bela sungkawa yang mendalam, kedatangannya pada Kamis (26/8) sore, juga untuk menyemangati mereka, agar tetap bisa melanjutkan hidup dan pendidikannya, tanpa rasa khawatir.
Udiansyah membujuk agar Azza tetap bersemangat untuk melanjutkan kuliah sesuai yang dia inginkan, agar ke depan bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik, sehingga bisa mendukung seluruh adik-adiknya."Saya sangat berharap, Azza tetap bisa melanjutkan kuliah dengan biaya sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah, bukan hanya biaya kuliah persemester, tetapi juga biaya hidup selama kuliah empat tahun," kata Prof Udiansyah, berusaha membangkitkan asa Azza untuk bisa melanjutkan pendidikan.
Menurut Udiansyah, sebagaimana arahan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Prof Nizam, anak-anak Indonesia tidak boleh pupus kuliah karena alasan tidak bisa bayar."Tidak boleh anak-anak Indonesia pupus harapannya untuk kuliah, karena tidak bisa bayar kuliah. Pemerintah harus hadir.”
Untuk itu, dia meminta agar seluruh PTS di Kalimantan untuk bergerak dan hadir mengulurkan tangan untuk anak-anak yang ditinggalkan orang tuanya, agar tetap bisa melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi.Seperti yang terjadi pada Azza, Udiansyah juga akan mengupayakan untuk bertemu Rektor ULM agar Azza bisa tetap diterima di PTN tempat dia lulus saat mengikuti UTBK.Namun, kalau ternyata tidak bisa di ULM, Kepala LLDIKTI XI tersebut, mempersilahkan Azza memilih seluruh perguruan tinggi swasta di Kalimantan yang dia inginkan.
Udiansyah minta, seluruh PTS di Kalimantan memprioritaskan seluruh mahasiswa dan calon mahasiswa korban Covid-19 untuk mendapatkan biasiswa berupa kuliah gratis.Menurut dia, tidak boleh ada mahasiswa atau calon mahasiswa yang tidak bisa melanjutkan studinya, karena ditinggal orang tuanya akibat Covid-19.”Seluruh PTS harus memberikan perhatian terhadap anak-anak yatim akibat terdampak COVID-19 yang ingin tetap berkuliah, dengan memberikan prioritas penerima beasiswa KIP kuliah," kata dia.
Azza pun akhirnya luluh. Dia memutuskan untuk melanjutkan kuliah di Universitas Kalimantan (Uniska). Menurut Azza, keputusan tersebut merupakan amanah dari almarhumah ibunya yang menginginkan anaknya untuk mendapatkan titel sarjana.
"Setelah mendengar arahan Bapak Udiansyah, saya berpikir lagi, akhirnya saya memutuskan kuliah, dan memilih di Universitas Kalimantan (Uniska) Prodi Teknologi Informasi," katanya.
Di Uniska, Azza pun mendapatkan beasiswa untuk kuliah secara gratis. Selain itu, Azza mendapat uang saku senilai Rp 800 ribu-Rp 1 juta yang akan diberikan setiap bulan selama satu tahun.
Udiansyah berharap, seluruh anak-anak di Kalsel bahkan Kalimantan korban Covid-19, tidak patah semangat untuk bisa menatap masa depannya dengan lebih baik. Dia menegaskan, pemerintah akan selalu hadir untuk mereka.