Peneliti UGM Sebut Terapi Stem Cell Tunjukkan Hasil Baik
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Muhammad Fakhruddin
Peneliti UGM Sebut Terapi Stem Cell Tunjukkan Hasil Baik (ilustrasi). | Foto: www.freepik.com
REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Penelitian stem cell (sel punca) terus dikembangkan sebagai terapi adjuvan (tambahan) pada pasien Covid-19. Ketua Tim Stem Cell Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM, Rusdy Ghazali Malueka mengatakan, dari beberapa penelitian stem cell pada pasien Covid-19 menunjukkan hasil yang baik.
Rusdy menjelaskan, penelitian stem cell sebelumnya sudah dilakukan di empat rumah sakit di Indonesia, salah satunya di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM). Penelitian dilakukan pada pasien Covid-19 derajat kritis, dengan dosis satu juta sel per kilogram berat badan sebanyak satu kali pemberian (injeksi).
"Penelitian di RSCM menunjukkan hasil yang baik yakni 2,5 kali lipat pasien survive atau recovery," kata Rusdy dalam webinar yang digelar Republika secara daring bertemakan 'Stem Cell sebagai Terapi Adjuvan Covid-19', Senin (30/8).
Penelitian stem cell pada pasien Covid-19 derajat berat juga sedang dilakukan di tiga rumah sakit di Indonesia. Mulai dari RSUD Moewardi Surakarta, RSUP Hasan Sadikin Bandung dan RSUP Dr. Sardjito.
Penelitian stem cell di tiga rumah sakit masih berlangsung yang melibatkan 42 pasien. Ditargetkan, penelitian tersebut selesai pada September 2021 nanti.
Namun, penelitian ini dilakukan dengan pemberian tiga kali stem cell yang rentangnya tiga hari antar injeksi. Namun, dosis yang diberikan per injeksi masih sama dengan yang dilakukan di RSCM yakni satu juta sel per kilogram berat badan.
"(Injeksi stem cell) Diberikan hari pertama, hari ketiga dan hari keenam," ujar Rusdy yang juga dokter di RSUP Dr. Sardjito tersebut.
Pemberian tiga kali injeksi ini dikarenakan menunjukkan hasil yang lebih signifikan dibandingkan satu kali injeksi. Walaupun penelitian masih berlanjut, Rusdy berharap, hasilnya dapat memberikan kontribusi yang baik dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
"Pemberian stem cell pada pasien Covid-19 derajat berat dan kritis menunjukkan hasil yang menjanjikan dari berbagai penelitian. Untuk pasien Covid-19 derajat sedang masih perlu penelitian lanjutan," jelasnya.
Rusdy menuturkan, stem cell bisa didapat dari tali pusar, sumsum tulang, akar rambut, kulit, sel saraf dan pulpa gigi. Namun, penelitian di RSUP Dr Sardjito menggunakan stem cell dari tali pusar dan sumsum tulang.
Stem cell sendiri, katanya, berfungsi menggantikan sel-sel tubuh yang rusak. Stem cell ini juga dikatakan dapat memproduksi berbagai macam zat yang memiliki efek seperti merubah sistem imun tubuh, antioksidan hingga membentuk pembuluh darah yang diharapkan dapat membantu berbagai macam kondisi penyakit, termasuk Covid-19.
"Peran stem cell pada Covid-19 dapat mengendalikan peradangan dan badai sitokin, menggantikan jaringan paru yang rusak," tambahnya.
Walaupun begitu, untuk terapi Covid-19, stem cell hanya digunakan sebagai terapi adjuvan atau tambahan. Rusdy menegaskan, keberhasilan stem cell bergantung pada keparahan penyakit dan respon pasien saat terapi, serta tidak mengobati pasien Covid-19 100 persen.
"Dia (stem cell) bukan terapi utama (untuk Covid-19)," kata Rusdy.