Mahasiswa UGM Kembangkan Robot Pengukur Kemiringan Lantai
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Fakhruddin
Mahasiswa UGM Kembangkan Robot Pengukur Kemiringan Lantai. Kampus UGM Yogyakarta. | Foto: Wahyu Suryana.
REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Tim mahasiswa dari Sekolah Vokasi UGM kembangkan robot pintar pemindai dan pengukur kemiringan permukaan lantai. Dikembangkan dengan sensor inersia dan mecanum-driven wheel yang mampu bergerak secara 3-DOF atau Degree of Freedom.
Robot dinamakan Smart Leveling dan digunakan untuk mempersingkat waktu pekerjaan pengecekan kerataan lantai keramik tanpa mengurangi kualitas pekerjaan. Sehingga, mengurangi resiko terjadinya kerugian pemilik proyek maupun pelaksana proyek.
Ketua tim, Naufal Rashad Aryaputra mengatakan, robot canggih ini merupakan salah satu produk unggulan Sekolah Vokasi UGM. Diikutsertakan dalam kompetisi Program Kreativitas Mahasiswa-Karya Inovatif dan didanai Dirjen Kemendikbud Ristek.
"Jika Smart Leveling digunakan dalam setiap proyek konstruksi, terutama bangunan gedung, akan menghemat biaya yang dikeluarkan pemilik proyek. Juga meminimalisir terjadi kerugian dalam pelaksanaan proyek," kata Naufal, Senin (30/8).
Ia didukung empat rekan. Aditya Putra (Prodi Teknologi Rekayasa Instrumentasi dan Kontrol), Catur Wardana (Prodi Teknologi Rekayasa Mesin), Aisyah Adiningsih dan Ciptaningtyas Vindy (Prodi Teknik Pengelolaan dan Pemeliharaan Infrastruktur Sipil).
Naufal berharap, produk ini menjawab tantangan sektor pembangunan infrastruktur dan dunia teknik sipil yang dipadukan dengan orientasi robotika dan IoT. Sebab, dalam dunia konstruksi, manajemen waktu proyek menjadi suatu elemen penting.
"Potensi pemborosan dan kegagalan proyek akan semakin besar jika tidak dilakukan manajemen waktu," ujar Naufal.
Selain itu, mampu bergerak secara 3-DOF yang mampu melakukan gerak translasi maju-mundur, geser kanan dan kiri, dan bergerak diagonal. Ini memungkinkan kendali penuh bergerak bebas mendeteksi kemiringan permukaan jalan, lantai dan bangunan.
Dalam perancangan robot ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu mekanis, elektronis dan perancangan perangkat lunak yang dipakai ke perangkat. Desain mekanis memakai Solidworks diikuti perancangan desain elektronis dengan proteus dan fusion 360.
Untuk pemrograman menggunakan arduino IDE. Selanjutnya, proses perakitan dilakukan dengan pemasangan rangka utama dan instalasi roda mecanum ke robot. Kemudian, dilakukan instalasi komponen elektronik dan mikrokontroler sebagai chip kendali.
"Yang diprogram dan dikendalikan lewat remote control dengan bantuan sinyal transmisi yang ditangkap oleh receiver," kata Naufal.
Pembuatan dilakukan secara produksi lokal dengan estimasi biaya sekitar Rp 9 juta. Namun, dengan fungsi alat dan keandalan berstandar industri dapat membantu dunia industri sipil, pembuatan jalan raya, konstruksi jembatan dan konstruksi bangunan.
"Setidaknya bisa memudahkan pekerjaan dan meminimalisir biaya kesalahan," ujar Naufal.