REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasubag Humas Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taga Radja, mengatakan, vaksinasi pada anak usia pelajar 12 hingga 17 tahun mengalami peningkatan hingga akhir pekan kemarin. Dia mengatakan, sudah ada 94,86 persen anak yang divaksinasi (742.536 orang), dan 5,14 persen (40.209) sisanya masih dalam proses divaksinasi. "Itu untuk data vaksin usia 12 hingga 17 tahun Disdik dan kemenag cut of tanggal 27 Agustus 2021," ujar dia kepada Republika.co.id, Selasa (31/8).
Dia melanjutkan, berdasarkan zonasi, wilayah Jakarta Pusat 1 cakupan vaksinasinya sudah mencapai 93,89 persen, Jakarta Pusat 2 mencapai 94,88 persen. Lalu, Jakarta Selatan 1 sekitar 96,79 persen. Jakarta Selatan 2 89,68 persen. Sementara Jakarta Barat 1 99,06 persen, disusul Jakarta Barat 2 92,02 persen.
Lebih jauh, jelas Taga, Jakarta Utara 1 mencapai 96,60 persen, lalu Jakarta Utara 2 mencapai 94,63 persen. Sementara Kepulauan Seribu, 100 persen.
Terpisah, dalam webinar Pembelajaran Tatap Muka Pada Kenormalan Baru Bertahap di Provinsi DKI Jakarta pada Selasa (31/8), Kadisdik DKI Jakarta, Nahdiana, mengatakan, pihaknya dengan semua SKPD terkait, juga melakukan kontrol aktivitas. Khusus mereka yang memiliki aduan, lanjut Nahdiana, pihaknya siap melakukan pelayanan aduan. Menurutnya, pihak dia juga mempersiapkan dan memfungsikan tim monitoring untuk menemukan adanya tantangan secara periodisasi. "Mari kita bantu untuk perjalanan ini agar tidak terjadi pelanggaran-pelanggaran," katanya.
Sebelumnya, Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta, Iman Satria, menyoroti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas yang mulai dilakukan DKI sejak hari ini, Senin (30/8). Menurutnya, vaksinasi terhadap guru dan pelajar dari usia 12 tahun menjadi salah satu kendala yang dihadapi. "Dalam pandangan saya, semua guru itu sudah harus divaksin. Karena menurut laporan, kan baru 85 persen yang divaksin sejauh ini," ujar dia.
Baca juga : Jawaban Pelajar di Cirebon Saat Ditanya Jokowi Soal PTM
Dia menambahkan, hal ini menjadi celah dalam pembukaan sekolah tatap muka saat ini. Sehingga dia menuntut agar vaksinasi bisa lebih digencarkan. "Persyaratan mutlak itu. Kalau perlu yang belum vaksin tidak perlu mengajarlah," ungkap dia.