REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah negara sudah mengalami pertumbuhan yang positif pada tahun ini. Tercatat, ekonomi di kawasan ASEAN diperkirakan tumbuh 4,3 persen dan meningkat menjadi 6,3 persen pada 2022.
Namun, Indonesia berada di bawah perkiraan tersebut, dengan proyeksi pemerintah bahwa ekonomi 2022 akan tumbuh di kisaran 5,2 persen-5,5 persen. Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira menilai target ekonomi pemerintah tersebut terlalu optimistis.
Padahal secara umum, situasi ekonomi di Indonesia masih menghadapi ketidakpastian yang tinggi di 2022. Mulai dari efek normalisasi kebijakan moneter AS atau tapering off, gejolak geopolitik di timur tengah, berlanjutnya perang dagang hingga fluktuasi harga komoditas terutama minyak mentah dan batubara.
"Pemerintah perlu antisipasi adanya imported inflation yang membuat daya beli kelas menengah bawah belum akan pulih karena naiknya harga barang tidak dibarengi dengan pemerataan pendapatan," ujar Bhima kepada Republika.co.id, Kamis (2/9).