REPUBLIKA.CO.ID, SRINAGAR -- Pihak berwenang India memadamkan akses komunikasi di hampir seluruh wilayah Kashmir pada Kamis (2/9). Tindakan itu diambil setelah kematian pemimpin milisi terkemuka yang menjadi lambang pembangkangan kawasan itu terhadap New Delhi, Syed Ali Geelani.
Geelani meninggal dalam usia 92 tahun pada Rabu (1/9) malam. Dia dimakamkan di pemakaman yang tenang yang diselenggarakan oleh pihak berwenang di bawah pembatasan keras.
Putra Geelani, Naseem Geelani, mengatakan keluarga telah merencanakan pemakaman di kuburan para milisi utama di Srinagar, kota utama di wilayah itu, sesuai keinginannya. Namun hal tidak diizinkan oleh polisi. "Mereka menyambar tubuhnya dan menguburnya secara paksa. Tak seorang pun dari keluarga yang hadir untuk pemakamannya. Kami mencoba melawan tetapi mereka mengalahkan kami dan bahkan berkelahi dengan wanita," kata Naseem Geelani.
Kantor berita Press Trust of India melaporkan bahwa para pejabat menguburkan jenazah Geelani dan melarang pemakaman massal untuk mengantisipasi protes anti-India.
Geelani mempelopori gerakan Kashmir untuk hak menentukan nasib sendiri dan merupakan ideologi dan pendukung setia penggabungan Kashmir dengan Pakistan. Dia sangat menentang setiap dialog dengan New Delhi, pemerintah India sering menjulukinya sebagai politisi garis keras.
Sosok Geelani juga merupakan wajah pembangkangan sipil Kashmir terhadap pemerintahan India. Dia memimpin sebuah faksi Konferensi Semua Pihak Hurriyat, sebuah konglomerat dari berbagai kelompok politik dan agama Kashmir yang dibentuk pada 1993. Kelompok ini mempelopori gerakan untuk hak menentukan nasib sendiri di kawasan itu.
Kelompok tersebut menggunakan pembangkangan sipil dalam bentuk penutupan dan protes sebagai taktik untuk melawan pemerintahan India. Kashmir telah lama menjadi titik nyala antara India dan negara tetangga Pakistan.
Pemberontak telah berperang melawan pemerintahan India sejak 1989. Sebagian besar Muslim Kashmir mendukung tujuan pemberontak agar wilayah itu dipersatukan baik di bawah kekuasaan Pakistan atau menjadi negara merdeka.