Kamis 02 Sep 2021 17:53 WIB

DAMRI Gunakan PMN untuk Kuatkan Modal Perusahaan

Terdapat beberapa fungsi di DAMRI yang harus dirubah akibat digitalisasi.

Rep: rahayu subekti/ Red: Hiru Muhammad
Penumpang menaiki bus DAMRI menuju pelabuhan Kayangan, di Mataram, NTB, Kamis (2/9/2021). Pemprov NTB meluncurkan trayek transportasi dengan tarif murah pendukung Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Mandalika yang dilayani langsung oleh armada Perum DAMRI diantaranya trayek Bangsal-Geopark Rinjani dengan tarif Rp20 ribu, trayek terminal Kayangan-Mandalika dengan tarif Rp15 ribu, trayek Epicentrum Mall-Mandalika dengan tarif Rp17 ribu dan trayek Lembar-Mandalika dengan tarif Rp25 ribu.
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Penumpang menaiki bus DAMRI menuju pelabuhan Kayangan, di Mataram, NTB, Kamis (2/9/2021). Pemprov NTB meluncurkan trayek transportasi dengan tarif murah pendukung Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Mandalika yang dilayani langsung oleh armada Perum DAMRI diantaranya trayek Bangsal-Geopark Rinjani dengan tarif Rp20 ribu, trayek terminal Kayangan-Mandalika dengan tarif Rp15 ribu, trayek Epicentrum Mall-Mandalika dengan tarif Rp17 ribu dan trayek Lembar-Mandalika dengan tarif Rp25 ribu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Perum DAMRI saat ini sudah mengusulkan penyertaan modal negara (PMN) 2022 ke Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada 31 Maret 2021 sebesar Rp 500 miliar dan rencananya yang akan turun sebesar Rp 250 miliar. Direktur Utama Perum DAMRI Setia N Milatia Moemin mengatakan, jika PMN tersebut diberikan maka akan digunakan untuk penguatan modal perusahaan dan peningkatan proses bisnis.

"Jadi supaya kita bisa berkontribusi lebih banyak lagi bagi pembangunan ekonomi di seluruh Indonesia," kata Milatia dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Kimisi VI DPR, Kamis (2/9).

Dia menjelaskan, jika dilihat dari dukungan PMN 2022, Milatia mengharapkan akan memperkuat struktur modal dan organisasi Damri. Milatia menjelaskan, sejak 75 tahun Damri berdiri, PMN yang sudah diterima secara kumulatif hanya Rp 19 miliar."Jadi memang perkuatan ini kita butuhkan di luar dari hibah dalam bentuk bus dari Kementerian Perhubungan," tutur Milatia.

Untuk itu, Milatia menegaskan, Damri perlu memperkuat struktur modal dan organisasi Damri. Dalam proses tersebut, lanjut dia, terdapat penguatan modal usaha dan penatan fungsi kerja perusahaan.