REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Ransomware merupakan sebuah malware yang dirancang oleh peretas demi mendapatkan sejumlah tebusan berupa uang. Kini, ransomware tak hanya mengancam sebuah sistem dalam perusahaan atau akun pribadi.
Karena, kini para peretas juga mulai mengintai mobil-mobil yang telah dibekali dengan koneksi internet. Dikutip dari Car and Driver pada Selasa (7/9), ransomware bisa menyusup sistem elektronik dalam kendaraan dengan menerobos sistem keamanan siber dalam kendaraan tersebut.
CEO of C2A Security, Michael Dick mengatakan, jika sebuah mobil tak dibekali dengan cybersecurity yang mumpuni maka diperkirakan ini akan memicu tren perluasan jangkauan para peretas. Jika mobil sudah terkena ransomware, maka pengemudi tak akan bisa menyalakan mesin mobil sebelum membayar tebusan kepada peretas tersebut.
"Jika tak mau membayar tebusan, maka pengemudi harus melakukan instal ulang software dalam mobil," kata Michael Dick.
Dalam industri otomotif, ransomware juga sempat menggangu fasilitas produksi Honda di Eropa dan Jepang. Pada Juni tahun lalu, ransomware telah membuat proses produksi Honda yang dilakukan dengan serba otomatis itu sempat terhenti beberapa saat.
Oleh karena itu, perusahaan otomotif dituntut untuk terus meningkatkan keamanan siber baik pada fasilitas produksi maupun pada mobil yang telah dibekali dengan koneksi internet.
Menurut Upstream Security, terdapat tiga hal yang bisa dilakukan oleh para pabrikan otomotif. Pertama, cybersecurity harus jadi satu kesatuan dalam desain mobil secara keseluruhan. Dengan adanya sistem keamanan siber yang menyeluruh pada tiap komponen, maka hal ini akan mempersulit aksi peretas.
Selanjutnya, pabrikan harus menghadirkan multi-layered cybersecurity sehingga membuat peretas membutuhkan waktu lebih untuk menembus sistem keamanan dalam mobil tersebut. Disarankan, keamanan berlapis itu terdapat pada kendaraan, jaringan telekomunikasi dan cloud security defenses.
Ketiga, pabrikan juga disarankan untuk menyiapkan vehicle security operations centers. Sehingga, pabrikan juga berperan sebagai pengawas yang dapat mendeteksi gangguan dari peretas dan melakukan aksi pertolongan dengan cepat.