Rabu 08 Sep 2021 20:29 WIB

BPJT: Transaksi Tol Tanpa Sentuh Mulai September 2022

Konsumen diharapkan memperoleh rasa aman, nyaman, adil dan biaya operasi yang murah

Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) mengatakan, target implementasi secara bertahap dimulai September 2022, dan implementasi penuh pada 2023.
Foto: istimewa
Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) mengatakan, target implementasi secara bertahap dimulai September 2022, dan implementasi penuh pada 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Wacana untuk mengganti sistem pembayaran jalan Tol ke sistem pembayaran Tol tanpa tap in atau yang lebih populer disebut  Multi Lane Free Flow (MLFF), masih terus diperbincangkan di berbagai forum dan kalangan, masyarakat maupun media.  

Prof. Danang Parikesit, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) mengatakan, target implementasi secara bertahap dimulai September 2022, dan implementasi penuh pada 2023.  MLFF ini memiliki banyak manfaat. Diantaranya dapat menghilangkan kemacetan di gerbang tol dikarenakan tidak adanya antrian kendaraan saat melakukan transaksi pembayaran, mengurangi polusi dan emisi karbon, mendukung digitalisasi pembayaran dengan membuka seluruh opsi pembayaran yang dapat dipantau secara realtime.

Hingga efisiensi biaya operasional tol dengan jaminan penerimaan 100 persen pendapatan tol.  "Sistem tersebut dapat menghemat waktu 30 detik hingga 5 menit yang biasanya digunakan untuk bertransaksi di gerbang tol dan mengurangi emisi hingga 35 persen," katanya dalam keterangan tertulis pada diskusi yang digelar Insitut Studi Transportasi (Instran) dan YLKI, Rabu (8/9). 

Dalam penerapan MLFF ini, BPJT bekerjasama dengan PT Roatex Indonesia Toll System (RITS).  RITS akan segera meluncurkan aplikasi yang menggunakan teknologi MLFF berbasis Global Navigation Satellite System (GNSS) untuk pengendara terkait implementasi transaksi tol non tunai nirsentuh.  

Menurut Emil Iskandar, Project Manager Supply Chain and Business Relation, PT Roatex Indonesia Toll System (RITS), proses transaksi (untuk masuk jalan tol) dilakukan melalui aplikasi khusus.  Dengan memanfaatkan konektivitas telepon pintar (smartphone) dan satelit, maka nantinya palang dan gerbang tol tidak lagi diperlukan.

Pengguna dapat masuk keluar jalan tol tanpa hambatan dan tarif tol nantinya akan terpotong otomatis dari saldo pengguna melalui aplikasi yang berfungsi sebagai On Board Unit (OBU) elektronik atau e-OBU saat melewati sensor pada akses masuk tol.  "Penerapan MLFF akan menggunakan teknologi Global Navigation Satellite System (GNSS) untuk mengenali dan menentukan posisi kendaraan yang masuk ke jalan tol,"katanya. 

Selaku pelaksana, PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) sendiri menyatakan sudah mendesain koordinat tol, ketika pengguna melintas akan terjadi map matching (mendeteksi pengguna tol). "Kami juga akan fokus dengan kontrak yang telah kami terima, yakni pemenuhan KPI (Key Performance Indicator) dan kepuasaan pengguna jalan tol nantinya," ujar Emil.

Sudaryatmo dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), pengaduan konsumen jalan tol yang masuk ke YLKI sangat kecil, biasanya yang masuk adalah karena tingkat dampaknya sangat dahsyat.  Banyak konsumen berharap dengan menggunakan jalan Tol, mereka akan mendapatkan rasa keadilan, aman, nyaman, menekan biaya operasi (perjalanan) lebih murah dah biaya operasi lebih murah.  "YLKI berharap nantinya, pengguna jalan Tol dapat menikmati layanan tol sesuai dengan kewajiban mereka membayar tol dengan sistem tanpa sentuh," katanya.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement