REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap segera mewujudkan rencana implementasi terminal Liquefied Natural Gas (LNG) sebagai upaya efisiensi perusahaan. Hal itu diungkapkan Direktur Utama PT KPI, Djoko Priyono saat menerima kunjungan kerja direksi Pertamina (Persero) dan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) di gedung Patra Graha Cilacap.
Djoko mengungkapkan unit Cilacap sebagai kilang terbesar dan paling strategis harus selalu berkeuntungan, yang dicapai salah satunya dengan efisiensi melalui regasifikasi. “Pemakaian refinery fuel masih cukup besar dari crude oil. Ini bisa diefisienkan dengan pengalihan ke gas karena jelas lebih murah dan clean,” ujarnya.
Masih kata Djoko, untuk mewujudkan rencana itu Pertamina sudah melakukan kesepakatan dengan PGN sebagai pemasok kebutuhan gas. “Ide ini sebenarnya sudah lama, dari sekitar tahun 2018. Kesepakatan yang sudah terjalin dengan PGN, akan segera diwujudkan dan ditargetkan pada tahun 2023 on stream,” katanya.
Selain sebagai refinery fuel, gas nantinya juga bisa digunakan untuk treating unit-unit yang membutuhkan. "Karena Cilacap tidak memiliki sumber gas, dalam pengolahannya selama ini mengandalkan fuel oil dan gas dari kilang. Nantinya fuel oil bisa dikonversikan ke BBM menjadi produk yang lebih valuable,” imbuhnya.
Senada, Direktur Utama PT PGN, M Haryo Yunianto menyebutkan pihaknya siap memberikan layanan terbaik agar sama-sama saling menguntungkan. “Sebagai pemasok kebutuhan gas, PGN tentu berkomitmen memuaskan konsumen, dalam hal ini Pertamina. Harapannya program ini segera diikuti oleh unit-unit kilang yang lain di seluruh Indonesia,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu juga dihadiri Direktur Logistik dan Infrastruktur PT Pertamina (Persero), Mulyono, General Manager PT KPI Unit Cilacap, Eko Sunarno dan jajaran manajemen. Usai pemaparan di gedung Patra Graha, dilanjukan kunjungan ke area kilang, dan jetty dermaga area 70.