REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Widyastuti menyatakan, tidak pernah ada laporan yang menyebutkan kekosongan vaksin Covi-19 di sentra vaksinasi di tingkat Kelurahan di Jakarta. Jika ada warga yang merasa sentra vaksin kosong, ia siap memverifikasi informasi itu.
"Kalau ada yang menyebutkan seperti itu, saya perlu cek dulu, di kelurahan mana. Karena selama ini tidak pernah ada laporan kepada kami, tidak ada stok vaksin," kata Widyastuti, di Jakarta, Jumat (10/9).
Menurut Widyastuti, Dinkes DKI selalu menjalin komunikasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk pemenuhan kebutuhan dosis vaksin sampai ke tingkat kelurahan.
"Tingginya minat masyarakat untuk mendapat disuntik vaksin Covid-19, membuat pendistribusiannya dilakukan secara cepat. Artinya, kecepatan pendistribusian menjadi sangat penting," katanya.
Widyastuti menjelaskan, kecepatan distribusi tersebut harus dibarengi dengan kecepatan menghitung antara kapasitas harian dan jumlah vaksin yang tersedia. Tujuannya agar dapat melayani warga secara optimal.
"Ada beberapa sentra vaksinasi yang kebetulan harusnya buka, tapi karena sesuatu hal menjadi tidak buka. Akibatnya, warga yang akan menerima suntikan vaksin pindah ke sentra vaksinasi lain yang kapasitasnya tidak sebesar yang sebelumnya, sehingga antriannya menjadi melimpah," kata Widyastuti.
Gubernur DKI, Anies Rasyid Baswedan, memastikan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI mencocokkan data antara jumlah vaksin yang tersedia dan pendaftar pada aplikasi Jaki (Jakarta Kini) agar dapat menjangkau warga mendapatkan dosis vaksin.
Pencocokan data pendaftar dan jumlah vaksin dilakukan, karena sebelumnya adanya keluhan warga yang telah mendaftar melalui Jaki untuk mengikuti vaksinasi, tapi ketika datang ke lokasi tidak mendapat vaksin karena kehabisan kuota.