REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat inflasi di Kota Depok, Jawa Barat, pada Agustus 2021 mengalami kenaikan sebesar 0,06 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 107,59. Hal ini menunjukkan perbaikan dibandingkan periode Juni-Juli yang sempat mengalami deflasi hingga -0,03 persen.
"Pada Agustus ini kita di angka 0,06 persen itu artinya membaik dibandingkan pada Juni dan Juli 2021. Di kedua bulan tersebut kita mengalami deflasi di angka -0,29 dan -0,03 persen," ujar Kepala Bagian (Kabag) Ekonomi pada Sekretariat Daerah (Setda) Kota Depok, Wahid Suryono di Balai Kota Depok, Jumat (10/9).
Menurut Wahid, terdapat 11 kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi. Yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar lainnya sebesar 0,01 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,53 persen, serta kelompok kesehatan sebesar 0,04 persen.
"Kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,12 persen, kelompok pendidikan sebesar 2,14 persen, dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,03 persen," jelasnya.
Lanjut Wahid, sementara kelompok yang mengalami deflasi antara lain kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,55 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,13 persen. "Sedangkan kelompok yang tidak mengalami perubahan meliputi kelompok transportasi dan informasi, komunikasi, dan jasa keuangan," terang Wahid.
Ia menambahkan, deflasi yang terjadi pada Juni-Juli, juga sejalan dengan adanya pengetatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 di Jawa-Bali. Hal ini memberikan dampak langsung kepada sejumlah sektor ekonomi yang ada di Kota Depok.
"Pada Agustus ini kita mulai naik 0,06 persen. Memang masih rendah, namun artinya mulai ada tanda-tanda aktivitas ekonomi mulai jalan lagi," tegas Wahid.