REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengatakan, di Jawa Timur terdapat dua kawasa ekonomi khusus (KEK) yakni KEK Singhasari dan KEK Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE). Kedua kawasan ini dinilai tak beririsan, malah komplementer satu sama lainnya.
Sebab, KEK Singhasari adalah KEK bidang tourism dan digital. Sedangkan KEK JIIPE fokus pada bidang industri 4.0.
Emil melanjutkan, akselerasi pembangunan KEK ini harus sejalan dengan pembangunan akses atau jalan menuju lokasi. Rencana pembangunan tol Gresik-Lamongan-Tuban diyakininya akan mendukung akses bagi KEK JIIPE di Gresik. Bahkan menjadi sebuah poros baru bagi pelaku investasi. Apalagi saat ini juga tengah berjala Proyek Strategis Nasional (PSN) yakni smelter.
"Investasi besar ini bisa sinergis betul kalau semuanya sudah terkoneksi dengan baik. Termasuk tol KLBM (Krian Legundi Bunder Manyar) yang juga belum terkoneksi ke sana," ujar Emil di Surabaya, Senin (13/9).
Emil melanjutkan, di KEK Singhasari, Malang yang fokus pada bidang animasi dan digital dengan luas 120 hektare, sudah terdapat titik terang. Utamanya dengan dikembangkannya sentra animasi. Beberapa studio animasi skala kecil sudah masuk dan beraglomerasi dalam Kampung Animasi.
"Animator ini mendapat pendanaan dari Bank BNI berupa KUR untuk menbuat studio dan menghasilkan karya yang di agregasi oleh Lokanima," kata dia.
Kata Emil, tujuan pengembangan KEK adalah untuk mengembangkan usaha-usaha padat modal bukan hanya sekadar padat karya. "Usaha padat modal nantinya akan mendukung dalam persaingan pasar global saat ini," kata Emil.
Potensi-potensi investasi dinilainya akan terbuka lebih luas dengan terciptanya ekosistem melalui dua KEK ini. "Keberadaan KEK di sini kami harapkan bisa menarik Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)," ujar.