REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kota Administrasi Jakarta Barat memproduksi 1.000 sampai 1.400 ton per hari selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) sejak Juli 2021 hingga saat ini.
"Per harinya antara 1.000, kadang kalau lagi penuhbisa sampai 1.400 ton," kata Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat Slamet Riyadi.
Menurut Slamet, jumlah tersebut terbilang normal jika dibandingkan dengan sebelum ataupun sesudah pandemi Covid-19. Slamet pun belum bisa memberikan data detail terkait jumlah berat sampah harian ataupun bulanan sejak Juli.
Menurut Slamet, mayoritas sampah yang dikumpulkan pihaknya yakni jenis organik dan rumah tangga. "Sampah rumah tangga paling banyak. Bisa sebanyak 50 sampai 60 persen dari total jumlah sampah," kata Slamet.
Slamet melanjutkan, sampah tersebut ditampung dari tempat pembuangan yang tersebar di delapan kecamatan.Tercatat dari delapan kecamatan itu, wilayah Kalideres dan Cengkareng menyuplai sampah ter banyak di wilayah Jakarta Barat.
"Ya karena luas dua wilayah mempengaruhi karena banyak permukiman juga. Semakin luas wilayah kan permukiman semakin banyak sampah," kata dia.
Walau demikian, Slamet juga belum bisa memberikan data dengan detail berapa sampah yang diproduksi dua wilayah itu dalam satu hari. Nantinya, seluruh sampah tersebut akan dibedakan antara rumah tangga dan bahan berbahaya dan beracun (B3). Sampah selain B3 akan dilarikan ke pembuangan di kawasan Bantargebang, Kota Bekasi.
"Sesuai dengan kebijakan dinas, sampah dilimpahkan ke sana," tutup dia.