REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON--Bupati Cirebon Imron Rosyadi berharap Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) terus menjaga Indonesia tetap aman, tentram, dan damai. Konsisten melalui pendekatan Pancasila dan kearifan lokal. Permintaan sang bupati disampaikan dalam seminar "Pembinaan Ideologi Pancasila Bagi Tokoh Agama, Santri, Pendidikan, Masyarakat, Pemuda Dan Komponen Masyarakat Lainnya" di Cirebon, Jawa Barat, Kamis (16/9). Acara ini dalam rangka menyambut Hari Santri 2021. "Banyak permasalahan dalam pendidikan santri dan pemerintahan. BPIP sangat perlu sekali di negara kita yang masih berkembang," buka Imron.
Disampaikan, sejak dahulu Kabupaten Cirebon terkenal dengan peradaban yang toleran. Namun sebagaimana daerah lain, tantangan saat ini dari era globalisasi. Tatanan bermasyarakat terancam oleh praktik penyimpangan ideologi. "Negara harus hadir agar masyarakat adem, ayem, tentram. Indonesia beribu suku, budaya, rawan sekali. Apalagi SDM kita secara ekonomi rata rata masih menengah-bawah," bilang Imron.
Ia berharap BPIP tetap menjadi perekat bangsa. "Perlu pelatihan ideologi Pancasila agar tertanam dan melindungi masyarakat Kabupaten Cirebon. Kiranya juga diperluas ke kabupaten lainnya," pinta Imron.
Harapan sang bupati diamini Kepala BPIP Yudian Wahyudi. Dia ikut prihatin dengan fenomena negatif di media sosial dan pengaruh globalisasi. "Kekhawatiran bupati bisa dipahami. Misalnya, orang baru belajar agama seolah-olah jadi kiai, ulama. Kita perlu medsos yang ramah," ujar Yudian.
Eks Rektor UIN Yogyakarta ini mengajak para tokoh agama dan santri untuk sama-sama membumikan Pancasila. Terlebih saat ini derajat santri sedang ditingkatkan. "Pemerintah mengapresiasi pesantren dengan peningkatan kualitas dan komitmen pendanaan," tukas Yudian.
Sementara itu, Deputi Diklat BPIP Baby Siti Salamah mengungkapkan, pihaknya berupaya menggelar pembinaan ideologi Pancasila dengan metode yang lebih efisien, efektif, cepat dan fleksibel. "Kegiatan di Cirebon ini tentu tak lepas dari banyaknya kegiatan seperti pelayaran, perdagangan, pendidikan, perikanan, kuliner, dan batik," kata Baby.
Seminar ini juga dihadiri antara lain Dirjen Pendidikan Islam Kemenag Muhammad Ali Ramdhani, Plt Kepala Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan Kusdiantoro, Rektor IAIN Cirebon Sumanta Hasyim, Guru Besar UIN Yogyakarta Syihabuddin Qalyubi, dan Pengasuh Ponpes Dar At-Tauhid Arjawinangun Husein Muhammad. Diikuti ratusan peserta secara langsung dan daring.