REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Vietnam menyetujui penggunaan vaksin COVID-19 Abdala buatan Kuba untuk menghadapi wabah terburuk virus corona. Persetujuan itu diumumkan pada Sabtu 18/9), beberapa jam setelah Presiden Vietnam Nguyen Xuan Phuc meninggalkan Hanoi untuk kunjungan resmi ke Kuba.
"Kementerian kesehatan menyetujui vaksin Abdala berdasarkan kebutuhan mendesak negara ini untuk menghadapi COVID-19," kata pemerintah Vietnam dalam sebuah pernyataan.
Kementerian kesehatan Vietnam mengatakan bulan lalu bahwa Kuba akan memasok sejumlah besar vaksin Abdala. Kuba juga akan melakukan alih teknologi dalam produksi vaksin tersebut pada akhir tahun ini.
Abdala adalah vaksin COVID-19 kedelapan yang disetujui untuk digunakan di Vietnam. Negara itu memiliki tingkat vaksinasi yang tergolong paling rendah di Asia Tenggara. Baru 6,3 persen dari 98 juta penduduknya telah divaksinpenuh.
Vietnam sejauh ini mencatat 667.650 kasus infeksi dan 16.637 kematian, sebagian besar dilaporkan selama wabah varian Delta yang muncul sejak akhir April. Vietnam dan Kuba adalah dua di antara lima negara di dunia yang masih menganut paham komunis. Tiga negara lainnya adalah China, Laos, dan Korea Utara.
Vietnam pada Juli mendesak Amerika Serikat untuk mengakhiri kebijakan mereka yang "bermusuhan" pada Kuba dan mencabut embargo perdagangan yang sudah berlangsung puluhan tahun dengan negara itu. Desakan itu muncul setelah aksi protes anti pemerintah merebak di Kuba, peristiwa yang jarang terjadi di negara pulau di Laut Karibia tersebut.