REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, memastikan akan langsung menutup sekolah jika muncul klaster penularan Covid-19 akibat kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM). Langkah ini dilakukan untuk memastikan penularan tidak semakin meluas.
"Kalau ada (klaster Covid-19) sekolahnya langsung tutup," katanya di Solo, Rabu (22/9).
Gibran mengeklaim, sejauh ini belum ada laporan adanya penularan Covid-19 akibat PTM di Kota Solo. Meski demikian, pihaknya akan tetap mengantisipasi terjadinya hal tersebut.
"Kepala dinas (Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala Dinas Pendidikan) sudah saya perintahkan untuk melakukan random testing (tes acak) di sekolah-sekolah, harapannya tidak ada klaster di sekolah," katanya.
Ia mengatakan, sejauh ini penerapan protokol kesehatan sudah berjalan baik di sekolah-sekolah. Terkait hal itu, pihaknya terus aktif melakukan sidak ke sekolah-sekolah untuk memastikan guru dan siswa menjalankan protokol kesehatan dengan baik.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Solo Etty Retnowati mengatakan, siap melakukan tes acak ke sekolah-sekolah yang ditunjuk oleh Wali Kota Surakarta. "Kami siap kalau beliau sudah ada yang mana yang dituju. Sekolah kan didampingi puskesmas, puskesmas juga memantau terus," katanya.
Ia mengatakan, tes acak sendiri sudah mulai dilakukan hari ini. Bahkan, tes acak tidak hanya dilakukan di jenjang SD dan SMP di mana langsung di bawah pengawasan Pemkot Surakarta, tetapi juga SMA dan SMK yang menjadi ranah pengawasan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Mengenai protokol kesehatan, ia mengatakan, terus mengingatkan kepada pihak sekolah melalui pengawas sekolah. "Kalau apel pagi dengan pengawas, saya minta (agar mengingatkan sekolah). Mereka habis itu kan mubeng (berkeliling ke sekolah-sekolah)," katanya.