REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Nabi Muhammad SAW merupakan teladan yang paling sempurna bagi umat Islam dalam menerapkan gaya hidup sehat. Diantaranya, beliau mencontohkan puasa sunnah Senin dan Kamis. Beliau juga memberikan tuntunan dalam memilih makanan apa saja yang layak dikonsumsi.
Hal ini sesuai dengan wahyu Allah SWT dalam Alquran Surah An-Nahl ayat 114, Allah berfirman, “Fakulluu mimma razaqakumullaha halaalan thayyiban,”. Yang artinya, “Makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu,”.
Agus Rahmadi Dkk dalam buku Hikmah Puasa Perspektif Hadits dan Medis menjelaskan bahwa salah satu makanan baik yang dapat dikonsumsi saat buka puasa adalah kurma dan air putih. Hal ini pun langsung dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Dalam sebuah hadits disebutkan, “An Anas Ibnu Malik qala: ‘Kana Rasulullahi SAW yufthiru ala ruthabaatin qabla an yushalliya, fa-in lam yakun ruthabaatun, fatamaraatun, fa-in lam yakun tamaraatun hasaa hasawaatin min maa-in,”.
Yang artinya, “Anas bin Malik berkata bahwa Rasulullah SAW berbuka puasa dengan ruthab (kurma basah) sebelum shalat. Kalau tidak ada ruthab, beliau makan tamar (kurma kering). Bila tidak ada keduanya, beliau biasanya meminum air seteguk demi seteguk.”
Mengapa Rasulullah SAW memilih kurma sebagai makanan awal pembuka? Adakah hikmah di baliknya? Dijelaskan bahwa setelah berpuasa, zat yang paling dibutuhkan tubuh adalah glukosa. Zat ini dapat ditemukan di dalam kurma dan buah ini mengandung energi yang sangat luar biasa.
Bila tidak ditemukan kurma, maka dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung glukosa yang cukup dengan diawali segelas air putih. Sebab setelah berpuasa seharian penuh, tubuh akan kehilangan cairan dan energi. Maka, tubuh memerlukan kembali cairan secepatnya setelah waktu berbuka puasa dimulai.
Faktanya, kurma dan air putih sangat baik untuk tubuh yang sedang mengalami kekurangan cairan dan energi. Itulah salah satu hikmah tuntunan Nabi mengenai makanan yang dipilih dan dikonsumsi pada saat berbuka puasa.