Jumat 24 Sep 2021 17:31 WIB

Pemkot Yogyakarta Minta Sekolah Perketat Prokes

Penularan Covid dari siswa tidak meluas karena prokes dijalankan dengan ketat.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Ilham Tirta
Siswa di SMPN 2 Yogyakarta mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah, Senin (13/9).
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Siswa di SMPN 2 Yogyakarta mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah, Senin (13/9).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta meminta sekolah memperketat protokol kesehatan (prokes) dalam masa uji coba pembelajaran tatap muka (PTM). Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, hal ini dilakukan agar tidak terjadi klaster baru penularan Covid-19, khususnya di Yogyakarta.

Heroe menyebut, pengetatan prokes ini dilakukan sejak siswa masuk ke sekolah, di dalam kelas, dan ketika siswa itu pulang. Jangan sampai, katanya, selama siswa berada di dalam kelas melakukan percakapan, apalagi terjadi kerumunan.

"Makanya kami sejak awal potensi (penyebaran Covid-19) itu yang kita antisipasi. Anak-anak yang masuk itu tidak diperbolehkan mengobrol di dalam kelas, kantin tidak dibuka dan waktu masimal (dalam kelas) hanya tiga jam dan tidak ada aktivitas ekstrakurikuler," kata Heroe yang juga Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta tersebut.

Pasa saat pulang, siswa pun diharuskan dijemput, terutama siswa SD. Di Kota Yogyakarta sendiri, saat ini SD yang melakukan uji coba PTM hanya dilakukan untuk siswa kelas 6.

Pasalnya, anak usia di bawah 12 tahun sangat rentan terpapar Covid-19. Terlebih, usia tersebut belum direkomendasikan untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19 hingga saat ini.

"Ada sistem drive thru, dijemput dengan kendaraan di depan halaman. Ini supaya mengantisipasi tidak terjadi penularan. Insya Allah kita susah antisipasi itu semua, baik antar jemput maupun saat di luar kelas," ujar Heroe.

Heroe juga menegaskan, sekolah yang melaksanakan uji coba PTM sudah melalui verifikasi dari Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta. Baik itu verifikasi terhadap kelengkapan fasilitas penunjang terlaksananya prokes hingga mekanisme keluar masuknya siswa.

Bahkan, saat dilakukannya simulasi PTM beberapa waktu lalu di Kota Yogyakarta, juga sempat ada siswa yang terkonfirmasi positif. Namun, penularan tidak meluas dikarenakan prokes yang sudah dijalankan dengan ketat.

"PTM tidak hanya sekadar bicara tentang harus pakai masker, siapkan cuci tangan. Tapi sejak dia datang kemudian masuk dan duduk, ketika pulang jalannya dimana dan dia menunggu jemputan itu diatur supaya tidak terjdi kerumunan," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement