Senin 27 Sep 2021 08:02 WIB

Universitas Ini Wajibkan Tracing Asal Saat Kuliah Tatap Muka

Universitad Udayana tengah mempersiapkan kukiah tatap muka.

Ilustrasi kampus. Rektor Universitas Udayana (Unud) Prof I Nyoman Gde Antara mengatakan saat perkuliahan tatap muka dibuka pihaknya mewajibkan pelaksanaan tracing sesuai dengan daerah asal mahasiswa maupun dosen untuk tetap dilakukan.
Foto: Antara/Asprilla Dwi Adha
Ilustrasi kampus. Rektor Universitas Udayana (Unud) Prof I Nyoman Gde Antara mengatakan saat perkuliahan tatap muka dibuka pihaknya mewajibkan pelaksanaan tracing sesuai dengan daerah asal mahasiswa maupun dosen untuk tetap dilakukan.

REPUBLIKA.CO.ID, DEBPASAR -- Rektor Universitas Udayana (Unud) Prof I Nyoman Gde Antara mengatakan saat perkuliahan tatap muka dibuka pihaknya mewajibkan pelaksanaan tracing sesuai dengan daerah asal mahasiswa maupun dosen untuk tetap dilakukan. Mahasiswa dan dosen juga diminta melakukan vaksinasi Covid-19.

"Selain syaratnya vaksinasi lengkap dan juga pakai layanan PeduliLindungi, tapi juga harus pakai sistem tracing dari mana berasal. Karena di kelas itu kan ada mahasiswa dan dosen berbagai daerah dan yang paling rentan di sini dosen dilihat dari usianya. Sedangkan mahasiswa sedang sehat-sehatnya dan imunitas tinggi, jadi itu yang harus diantisipasi," kata Prof Antara saat dikonfirmasi di Denpasar, Senin (27/9).

Ia mengatakan hal ini dilakukan untuk mengantisipasi munculnya klaster baru dan khawatirnya ada transmisi COVID-19 ini antara mahasiswa dan dosen. Untuk itu, harus diyakinkan pertama vaksinasinya harus bisa dipertanggungjawabkan dan ada bukti, protokol kesehatan wajib diterapkan, dan tracing-nya juga harus ditingkatkan.

Sementara ini, kata Prof Antara, kampus juga sedang mempersiapkan pelaksanaan kuliah tatap muka setelah Bali ditetapkan PPKM Level 3. Menurutnya, apabila sistem kuliah terus online dikhawatirkan akan menjadi problematik jika dikaitkan dengan kualitas pendidikan.

"Jadi problematik dia ini, itu yang saya khawatirkan, tentu kita maklum karena online ini bukan pilihan. Kalau boleh pilih kan kita tidak memilih online. Tetapi suatu keharusan untuk beradaptasi terhadap situasi kekinian, COVID-19 ini. Bukan suatu pilihan berarti, kalau dilakukan, sebaliknya kalau dilakukan secara terus-menerus online itu, saya takut ada degradasi kualitas dari pembelajaran," katanya.

Ia mengatakan ketika berbicara tentang pendidikan bukan saja soal perpindahan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dari guru ke murid, atau dari dosen ke mahasiswa. Namun, interaksi sosialnya itu yang sangat penting juga, untuk membentuk karakter-karakter mahasiswa itu sendiri, berkaitan dengan budi pekerti anak didik itu.

"Dalam sekali sebetulnya di situ. Jadi ada sesuatu yang hilang gitu. Nah itu yang saya khawatirkan, maka dari itu kalau memungkinkan dari segala sesuatu, dari segala aspek, kami berharap interaksi itu hadir lagi di antara dosen dan mahasiswa di sistem perkuliahan Unud, baik untuk mahasiswa negeri mahasiswa nasional, maupun untuk mahasiswa internasional kami," katanya.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement