Selasa 27 May 2025 15:04 WIB

11 PTKN Resmi Beralih Status, di Madura Ada Kampus UIN

Presiden RI menaruh perhatian besar terhadap kualitas pendidikan.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Ilustrasi suasana kampus Universitas islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Foto: Dok. Humas UIn Walisongo
Ilustrasi suasana kampus Universitas islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Kota Semarang, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sebanyak 11 Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) di bawah Kementerian Agama (Kemenag) resmi beralih status. Salah satu kampus yang beralih status tersebut berada di Pulau Madura, yakni IAIN Madura di Pamekasan beralih status menjadi UIN Madura.

Selain UIN Madura, beberapa kampus lainnya yang berubah status adalah UIN Syekh Wasil Kediri, UIN Sunan Kudus, UIN Madura, UIN Jurai Siwo Lampung, UIN Palangka Raya, UIN Palopo, UIN Abdul Muthalib Sangadji Ambon, UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe, UIN Kiai Ageng Muhammad Besari Ponorogo, IAIN Datuk Laksamana Bengkalis(dari STAIN), dan IAHN Mpu Kuturan (dari STAHN)

Baca Juga

Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar mengatakan, Presiden RI menaruh perhatian besar terhadap kualitas kepemimpinan di pendidikan tinggi. Kepemimpinan yang diharapkan adalah yang berbasis pada data kuantitatif dan kinerja yang terukur.

"Presiden ingin setiap pimpinan PTKN menghasilkan perubahan konkret. Kita harus mampu bersaing secara sehat dengan perguruan tinggi umum, meski saat ini kita menghadapi tantangan besar dalam hal anggaran," ujar Nasaruddin dalam keterangan persnya di Jakarta, Selasa (27/5/2025). 

Dia menjelaskan, proses seleksi rektor di PTKN berlangsung secara lebih demokratis, konstruktif, dan aman dibandingkan perguruan tinggi umum. Mekanisme ini dilakukan secara berjenjang, mulai dari penjaringan lokal oleh senat yang melibatkan unsur mahasiswa, dilanjutkan ke panitia seleksi (pansel) independen yang diisi tokoh-tokoh pendidikan nasional, dan diakhiri dengan finalisasi di tingkat kementerian.

Pansel terdiri dari para akademisi senior yang kredibel dan bebas dari kepentingan pribadi. Kemenag juga melibatkan Inspektorat Jenderal dan BNPT untuk menilai aspek integritas, moralitas, serta potensi keterlibatan dalam aktivitas radikal.

"Kami ingin memastikan bahwa rektor yang terpilih benar-benar membawa misi kebangsaan," ucap Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta ini.

Nasaruddin juga menyoroti disparitas anggaran yang terjadi. Menurut dia, satu fakultas kedokteran di PTN umum bisa mendapatkan anggaran lebih besar dari seluruh PTKN yang tersebar di Indonesia. Dia berharap adanya keberanian dari pemerintah daerah untuk ikut memberikan dukungan terhadap kampus keagamaan.

Wakil Menteri Sekretaris Negara, Juri Ardiantoro, yang mewakili Istana menyampaikan pesan khusus dari Presiden RI. Presiden, kata Juri, memberikan perhatian serius pada mekanisme pemilihan rektor dan arah transformasi PTKN ke depan.

"Presiden mendorong adanya sinergi antara kampus, kementerian, dan istana. Bahkan sekarang, komunikasi bukan hanya dengan tiga besar calon rektor, tapi sejak lima besar. Ini penting agar arah pembangunan kampus sejalan dengan visi nasional," kata Juri.

Dalam kesempatan itu, Presiden juga mempertanyakan kesiapan PTKN untuk benar-benar menjadi universitas yang unggul, tidak hanya secara nama, tapi juga dalam tata kelola, kurikulum, dan kompetensi lulusannya.

"Transformasi IAIN menjadi UIN tidak boleh berhenti di nomenklatur. PTKN harus mencetak lulusan yang adaptif, analitis, kolaboratif, dan siap menghadapi tantangan energi, digitalisasi, dan ketahanan pangan," jelas Juri.

Presiden bahkan mendorong agar kurikulum PTKN segera direview agar sesuai dengan kebutuhan masa depan bangsa. Harapannya, dalam waktu ke depan, ada nama PTKN yang masuk dalam daftar 100 besar universitas terbaik dunia.

"Ini bukan harapan simbolik. Ini pesan strategis dari Presiden agar kita berpikir jauh ke depan. PTKN harus jadi bagian penting dari kemajuan bangsa," ucap Juri.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement