Isu 41 Klaster Sekolah, Disdikpora DIY : Tidak Ada

Rep: Silvy Dian Setiawan / Red: Agus Yulianto

Kepala Bidang Perencanaan dsn Standarisasi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY Didik Wardaya di ruangan kerjanya.
Kepala Bidang Perencanaan dsn Standarisasi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY Didik Wardaya di ruangan kerjanya. | Foto: Republika/Neni Ridarineni

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY menanggapi terkait isu adanya 41 klaster sekolah yang terjadi di DIY. Kepala Disdikpora DIY, Didik Wardaya mengatakan, 41 klaster ini bukan penularan yang terjadi di sekolah saat digelarnya pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.

"Jadi kalau kemarin ada isu terdapat 41 klaster itu tidak terjadi (di sekolah saat PTM terbatas) sebenarnya, tidak ada," kata Didik kepada Republika saat ditemui di ruangannya, Senin (27/9).

Namun, 41 klaster tersebut merupakan akumulasi penularan Covid-19 yang terjadi pada pelajar dan tenaga kependidikan selama adanya penyebaran Covid-19. Artinya, 41 klaster ini merupakan akumulasi sejak 2020 lalu.

Didik menegaskan, 41 klaster ini juga merupakan penyebaran Covid-19 yang sudah terjadi di lingkungan keluarga. Sehingga, bukan penyebaran yang dibawa dari sekolah, namun terjadi di lingkungan keluarga dari pelajar dan tenaga didik di DIY.

"Memang beberapa sekolah kita ada anggota dan keluarganya itu terpapar Covid-19, bahkan guru yang meninggal juga ada. Tapi itu terjadi bukan karena klaser PTM terbatas, karena itu penularanya terjadi di luar sekolah," ujar Didik.

Didik menjelaskan, penularan yang terjadi pada pelajar dan tenaga kependidikan ini ada yang berasal dari klaster hajatan. Bahkan, ada juga penyebaran yang terjadi setelah pulang dari diklat di Bogor pada 2020 lalu.

"Ada yang pulang dari diklat di Bogor pada waktu itu juga ada yang kena, jadi bukan (terpapar) ketika digelarnya PTM terbatas," ujarnya.

Selain itu, terkait dengan penularan Covid-19 yang ditemukan di SD  Negeri 1 Panggang, Kabupaten Gunungkidul di masa uji coba PTM terbatas, Didik menegaskan, bukan klaster baru. Didik menyebut, bahwa penularan di SD tersebut sudah dibawa dari rumah.

Sehingga, penularan tidak terjadi dari PTM terbatas di sekolah. Pasalnya, SD tersebut sudah mulai melakukan uji coba PTM terbatas.

"Setelah kita amati, itu bukan klaster sekolah tapi penularan dibawa dari rumah. Ada empat anak yang terpapar, tapi saya tidak tahu anak yang lain dapat dari (kasus pertama) itu karena (kasus lainnya merupakan) teman bermain," katanya.

Walaupun begitu, katanya, pihak sekolah juga mengambil langkah cepat dengan menutup langsung aktivitas di sekolah. Sehingga, penularan Covid-19 tidak meluas ke warga sekolah lainnya.

 

Terkait


Genjot Vaksinasi, Jabar Sasar Difabel Hingga Door to Door

Joe Biden Terima Suntikan Vaksin Covid-19 Dosis Ketiga

RS Lapangan di Ambon Ditutup karena Pasien Sembuh Meningkat

Kasus Covid-19 di Bandung Ada 131, Ini Penjelasan Dinkes

Putra Mahkota Yordania Terinfeksi Covid-19

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark